Jubah kebesaran itu, ditiup angin jahat, Tiang langit guncang , menghembuskan suara hitam, Cahaya lenyap , buih beriak, pecah membusa, gelisah rasa, ternyata kaupun keliru mendudukkan tempat maha adil.
Kau temukan berbagai alasan dan dalih apapun , agar letak putusan bisa menjadi sarana curang, Keangkuhanmu ,hasrat mu, kau jadikan gerak tubuh untuk kejahatan, Tidak ada lagi rasa takut, akal terpana, terjerumus, dihempas pun tiada berdaya , Janji menjeratpun mempengaruhi mu , hingga rasa keadilan kau jauhkan
Tuan ,Puan, bersekongkol memperdaya neraca hukum, Laki, perempuan, kecil ,maupun yang tua bangka membuat cela,, Lupa sumpah, menindas keadilan dan membuat hati luka, Dan nurani semua tak bernyawa.
Maka hardik dirimu, ajaklah diri, bangkitlah , sebab banyak yang kini tak mengenal dimana kau berdiri, Kau harus tegak bernyala di atas sifat Ketuhanan Yang Maha Esa, Jaga dalam setiap putusan mu, karena tiap ketok palumu sejatinya mulia
Azmi Syahputra
Azmi Syahputra adalah seorang akademisi dan praktisi hukum yang juga menggandrungi dunia sastra. Ia adalah penggagas genre “Sastra Hukum” yang produktif menulis puisi-puisi bertemakan hukum. Baru-baru ini, alumni Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) ini sukses menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Antologi Puisi: Sastra Hukum”.