Oleh: Lusa Indrawati
Dari wajah kota-kota kesedihan mengalir menumbuhkan derita
Kegelisahan hinggap pada siapa saja
Irama kedukaan terdengar di mana-mana
Melukis jerih tahun yang larut dalam air mata
Ribuan telapak tangan tengadah berisi jerit doa-doa
Sedang di kejauhan, getir menanggalkan senyum seorang gadis kecil
Dia kehilangan bapaknya karena wabah yang menimpa
Wajahnya pucat melipat harap
Tubuh kecilnya gemetar menahan sesak yang menghantam
Sementara di tepi jalan, sepasang suami istri kelaparan
Berhari hari tidur dalam kekosongan pangan
Setiap pagi mengais iba dengan sedih tertahan
Dari atas bumi
Seluruh Kata-kata mati
Hening menyelimuti
Semua orang menyabda kepada Tuhan yang maha suci
Kapan rekah bumi kembali
Membawa degupnya lagi
Dimusim ini pagebluk raya telah datang
Membawa pergi ribuan nyawa melayang
Memaksa kita berpikir
Membuat kita berdzikir
Untuk tidak berpaling
Semua negara berduka
Tidak peduli dari suku, ras atau agama apa
Semua negara berduka
Berusaha bangkit menjahiti ‘lukaluka’
Semua negara berduka
Tidak peduli dari suku, ras atau agama apa
Semua negara berduka
Berusaha bangkit menjahiti ‘lukaluka’
Lusa Indrawati, seorang gadis “pluviophile” yang berdomisili di Lamongan, Jawa Timur. Sampai sekarang masih aktif menulis puisi, cerpen, esai dan artikel. Penyuka hal-hal unik dan musik klasik. Penulis bisa disapa melalui akun ig @indranys345. No. Wa : 082229756560