TAJDID.ID~Jakarta || Penyebaran wabah Covid-19 semakin meninggi dan tersebarnya varian Delta yang berbahaya belakangan ini telah merenggut nyawa banyak rakyat serta ribuan lainnya terpapar sakit, rumah sakit dan tempat perawatan juga penuh sesak dan terpaksa didirikan tenda-denda darurat.
Menyikapi hal tersebut, Prof. M. Din Syamsuddin mengatakan, ini adalah kejadian luar biasa yang perlu disikapi dengan muhasabah alias introspeksi atau mawas diri.
“Seyogyanya pemerintah menyatakan negara dalam keadaan darurat Covid-19, dan bangsa menghadapi bencana nasional,” ujar Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, ini, Kamis (1/7) dikutip dari RMOL.
Sehubungan dengan itu, kata Din, saatnya segenap warga bangsa bersatu padu dan bahu-membahu menanggulangi musibah. Juga segenap rakyat agar meningkatkan disiplin menegakkan protokol kesehatan dengan menjalankan 5-M sebagai bentuk ikhtiar insani.
“Namun, dalam keadaan demikian upaya ruhani yakni mendekatkan diri kepada Ilahi Allah SWT janganlah dihindari atau dikurangi,” kata Din.
Din juga meminta pemerintah lebih bersungguh-sungguh menanggulangi bencana nasional ini dengan tidak ragu-ragu menerapkan penutupan wilayah (lockdown), mengutamakan pelayanan kesehatan bagi rakyat.
Ia juga mengingatkan dana ratusan triliun yang dikuasai pemerintah agar dimanfaatkan untuk penyediaan obat-obatan, suntikan, vaksin gratis bagi rakyat, dan mendorong perguruan tinggi nasional/laboratorium kesehatan nasional untuk meneliti dan memproduksi vaksin dan obat-obatan dari dalam negeri sendiri dari pada mengimpornya dari luar negeri.
“Kepada pemangku amanat kekuasaan, para elit politik, untuk menunjukkan empati kepada penderitaan rakyat,” katanya.
Dituturkannya, di tengah suasana demikian, adalah arif untuk menghentikan tindakan-tindakan kontra produktif, antara lain: mempertentangkan agama dengan Pancasila (seperti dalam TWK KPK), cenderung mengembuskan tuduhah pejoratif kepada pihak lain, mengembangkan isu-isu politik ambisius seperti pemindahan ibukota negara, perpanjangan masa kekuasaan presiden, atau pengajuan capres-cawapres, serta sikap otoriter represif yang melemahkan kebebasan akademik di kampus.
Lebih dari pada itu, saatnya menghentikan segala bentuk ketidakadilan atau kezaliman dalam penegakan hukum dan pemerataan kesejahteraan.
Semuanya itu, kata Din, selain memalingkan perhatian dan fokus dari menanggulangi musibah, juga telah dan potensial memunculkan kegaduhan publik yang tidak perlu.
“Wabah Covid-19 adalah musibah dari Allah SWT yang perlu disikapi dengan muhasabah yakni introspeksi dan mawas diri, dan menjauhi sikap sombong dan takabbur,” ucap dia.(*)