TAJDID.ID || Belakangan ini Islamophobia kembali ramai diperbincangan publik, terutama setelah film animasi Nussa dituding dan dilabeli Taliban cuma gara-gara pakaiannya.
Tudingan itu dilontarkan oleh penggiat media sosial Eko Kuntadhi. Melalui akun Twitter-nya, Eko juga mengkritik pakaian yang dikenakan dalam karakter animasi itu yang disebut mirip Taliban. Ia membagikan foto animasi dua karakter film, yakni Nussa dan Rara.
Eko menilai dua pakaian yang dikenakan karakter Nussa Rara itu tidak mencerminkan Indonesia. Menurutnya, pakaian karakter animasi tersebut justru terlihat seperti memakai pakaian khas Taliban.

Pernyataan Eko Kuntadhi di Twitter sontak menuai kontra dari berbagai lapisan masyarakat
Diantara yang prihatin dengan kampanye Islamophobia ini adalah mantan selebriti yang sekarang jadi istri Ketum Partai Demokrat AHY, Annisa Pohan.
Ia heran kenapa buzzer-buzzer ini begitu senang menghina Islam, padahal agama mereka juga Islam.
“kenapa ya buzzer-2 itu islamophobia padahal dirinya juga Islam ,film animasi berprestasi utk anak-2 bernuansa islam dengan nilai-2 positif aja jd masalah utk mereka. Hidupnya penuh kecurigaan tak beralasan. sangat negatif. Indonesia bangkit yuk! jauhkan diri dari racun2 buzzers” tulis Annisa Pohan di lewat twitternya, Selasa (22/6).

Terkait hal ini, pengamat internasional yang sekarang tengah menempuh studi di Lille Universiy Prancis, Hasmi Bakhtiar mengatakan, Islamophobia sangat bisa datang dari seorang muslim.
Lewat akun twitternya (@hasmibakhtiar ) ia menjelaskan hal tersebut.
Apakah Islamophobia mungkin terjadi di negara muslim? Mungkin. Ketika sebuah film yang ada unsur Islaminya difitnah, itu Islamophobia. Ketika seseorang dibenci karena berpakaian Islami, itu Islamophobia. Apakah Islamophobia bisa datang dari seorang muslim? Sangat bisa.
Islamophobia memang dagangan Barat yang puncaknya pasca tragedi 11 September. Tapi tidak sedikit muslim yang membelinya bahkan menikmatinya. Motifnya apa? Macam-macam.
