Memetik Rida
Di jalan yang kering dan terkadang basah
Sepasang kaki melangkah ke arah panggilan nurani
Tempat paling suci bagi seluruh diri
Membentuk kepasrahan paling halus kepada TuhanSeparuh malam
Tempat jembatan batin
Meniti mencari kedamaian
Pada bulan ramadanTak ada yang lebih hancur
Saat rida Tuhan tidak lagi bermukim dalam dada
Jalan-jalan menyerupai lorong gelap tanpa cahayaLekaslah beranjak menuju persinggahan
Tempat di mana ada sajadah serta sujud menerima tubuh yang kekeringan
Dari rida dan kasih Tuhan
Sebab Maha Kuasa tidak pernah menolak kedatangan setiap hamba
Meski bau amis dosa telah menyengatBerkah ramadan
Membuka jalan kebaikan
Nyalakan iman dan taqwa
Di dadamu yang murung dan kelam
Seumpama bintang bersinar
Menerangi dalam jiwa yang mendung
Berharap kepada rida Tuhan tiada batas
Riau, 2021
Nama lengkap Riska widiana, alamat Riau, kabupaten Indragiri hilir. Kesibukan sekarang adalah mengajar. Dan menempuh pendidikan di pondok pesantren Daarul Rahman di Riau Inhil. Kelahiran 25 november 1997 mempunyai karya antologi yang berjudul DALAM KATA AKU MENCIPTA di ruang karya dan antologi bersama ANALEKTA RASA di guepedia Dan sebuah novel solo yang berjudul singgasana cahaya di mi, raj grafika. Kini sedang bergabung kedalam komunitas kepenulisan yaitu [KEPUL] kelas puisi alit dan kelas menulis bagi pemula. Karyanya pernah termuat di tirastimes dan bmr fox.Jejaknya bisa diikuti di akun media sosial. Fb. Riska widiana dan mentari ig. Riskawidiana97