TAJDID.ID~Sergai || Seorang aktivis pemuda Serdang Bedagai, Fakhrurozi, diduga telah menjadi korban penganiayaan oleh beberapa orang laki-laki. Akibat kejadian tersebut korban mengalami cedera, hidungnya sempat mengeluarkaan darah.
Kepada TAJDID.ID, Fakhrurozi membeberkan kronologi penganiayaan yang diterimanya. Ia menuturkan, di hari kejadian, dirinya bersama rekan sedang minum kopi di warung tersebut.
“Selang beberapa lama, datang satu orang berbadan tegap menanyakan nama saya. ‘Kau yang namanya Rozi?’ Saya jawab iya’,” ujarnya, Jumat (5/2/2021).
Rozi melanjutkan, seorang pria berbadan tegap yang belakangan diketahui bernama Fadly tersebut menyatakan dirinya banyak masalah terhadap mereka.
“Banyak masalah kau sama aku. Begitu kata dua orang itu,” tambah Rozi.
Tak lama, dua orang berbeda datang menghampiri Rozi, Mereka langsung memukul Rozi di bagian hidung dan mulut.
“Saya awalnya bilang duduk dulu. Tapi tiba-tiba dua orang itu langsung main pukul. Hidung saya pun berdarah,” ungkap Rozi.
Disinggung soal motif pelaku, Rozi belum mengetahui pasti. Namun dia menduga ini terkait dengan aksinya menyoroti dugaan korupsi dana desa di kabupaten tersebut.
“Pelaku ada bilang ‘demo-demo aja kau nanti kau mati’,” ucap Rozi menirukan ucapan pelaku.
Saat kejadian, kata Rozi, oengunjung di warung mencoba melerai.
“Tapi rambut saya dijambak lagi. Kemudian tiga pelaku menghajar saya lagi sampai saya tersungkur. Kemudian pelaku cabut,” kata Rozi.
Atas kejadian itu, Rozi pun langsung melaporkannya ke Mapolres Sergai. Laporan diterima dengan Nomor STTLP/21/2/2021/SU/Res Sergai.
Kunci Penelusuran Motif Penganiayaan
Sosiolog FISIP UMSU, Shohibul Anshor Siregar ketika diminta tanggapannya terkait kasus ini mengatakan, bahwa kalimat “Demo-demo aja kau nanti kau mati”, yang diucapkan Fadly sebenarnya dapat menjadi kunci penelusuran motif penganiayaan terhadap Rozi.
“Otak intelektual penganiayaan secara teoritis dapat sangat mudah ditangkap, bahkan tak sampai 24 jam. Tentu Fadly dan 2 orang pelaku penganiayaan harus ditangkap terlebih, dan segera,” kata Shohib, Jum’at (5/2/2021).
Baca Juga: KNPI Sergai Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Pemukulan Aktivis Pemuda
Shohib menegaskan, tidak ada yang boleh main hakim sendiri. Jika benar penganiayaan ini bermotif politik yang dikendalikan oleh kekuasaan yang keberatan dikoreksi, kata Shohib, maka terasa semakin penting untuk mengungkapkannya.
Menurut Shohib, civil society tidak boleh bediam diri, apalagi pada saat sekarang yang di tengah wabah pandemi Covid-19 malah terkesan penyelewengan dana pemerintah terbukti semakin mengganas.
“Jangan sampai pènyelewengan dan penyalahgunaan dana pemerintah semakin menjadi-jadi,” ujarnya. (*)