Oleh: Putrama Alkhairi
Di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara dalam sejarahnya memiliki sejumlah kerajaan dan pusat pusat bisnis yang terbentang mulai dari Langkat, Binjai, Medan, Deliserdang, Batubara, Asahan sampai ke Labuhan Batu Selatan. Dinamika perekonomian di wilayah tersebut sepanjang sejarah begitu tumbuh dan berkembang secara alami melampaui kawasan lainnya di sumatera utara.
Kota dan Kabupaten di Kawasan Pantai Timur menjadi tujuan masyarakat Sumatera Utara dan daerah lainnya dalam mencari pekerjaana dan penghidupan sehingga memunculkan peradaban multi kultural. Gelombang migrasi kewilayah ini begitu besar terbukti kota dan kabupatennya memiliki kepadatan penduduk yang cukup signifikan.
Ibarat pepatah “ada gula ada semut”, pesona Pantai Timur sesungguhnya memiliki potensi magnet kawasan wisata yang luar biasa. Dibutuhkan berbagai sentuhan pembangunan infrastruktur yang besar untuk manarik investasi di berbagai bidang ekonomi termasuk kemaritiman.
Ada mimpi besar bahwa pelabuhan Belawan sebagai pelabuhan Internasional yang sering dikunjungi kapal kapal pesiar manca negara.Untuk itu dibutuhkan juga sejumlah reklamasi yang menata laut pantai timur terutama di kawasan utara kota Medan.
Sejumlah masjid terapung dan pasar terapung menghiasi daerah Medan, Langkat dan Deliserdang. Konsentrasi pelabuhan peti kemas di pelabuhan kuala tanjung dan pengembangan kawasan khusus Sei Mangke mesti dilakukan percepatannya seiring perkembangan kawasan danau toba yang sudah terstruktur dengan kuat. Setelah terbentuk Badan Otoritas Danau Toba dibutuhkan juga Badan Otoritas Kawasan Utara Medan untuk terwujudnya percepatan pembangunan kawasan tersebut.
Keseimbangan pembangunan kawasan di Sumatera Utara akhirnya berdampak pada multi flayer effek di masing masing kawasan. Semua akan berkolaborasi dan bersinergi disamping akan muncul juga kompetisi yang konstruktif bagi terwujudnya masa depan propinsi Sumatera Utara yang berkemajuan dan bermartabat.
Sumatera Utara adalah pintu gerbang Indonesia bagian barat dan harus menunjukkan wajah pertama Indonesia. Dengan demikian tampilan dan suasa kehidupan kawasannya tentu menunjukkan kelasnya sebagai kota dan kabupaten dikawasan ini sejajar dengan kota kota besar di dunia.
Badan Usaha Milik Negara dan Daerah dan swasta Nasional yang berkedudukan di wilayah hukum Sumatera Utara duduk bersama membuat skema pembiayaan dan membuka peluang juga bagi Investasi asing yang terukur agar lebih berdampak keuntungan yang besar bagi daerah dan Negara .
Semuanya itu yang utama diperhatikan bahwa pembangunan yang dilakukan harus mempedomani kesehatan lingkungan dan sebesar besarnya untuk kesejahteraan masyarakat sumatera utara terutama masyarakat disekitar kawasan Pantai Timur. Kalau kita bersatu kita akan kuat dan kalau kita bersama itu adalah Sumut bermartabat. (*)
Penulis adalah Direktur Strategic Studi Center dan Ketua Gerakan Ekonomi dan budaya Minang Sumatera Utara.