TAJDID.ID~Medan || Kiyai Preneur, Putrama Alkhairi menuturkan, posisi UMKM sangat strategis sebagai simbol kekuatan kelas menengah sebuah bangsa. Sebagai contoh, China yang lahir sebagai kekuatan ekonomi baru dunia memiliki Kelas menengah yang cukup kuat dan industri rumah tangganya cukup mewarnai pasar domestik dan juga pasar global
“UMKM juga menyerap mayoritas tenaga kerja kita dan menjawab masalah ekonomi bangsa terlebih situasi ekonomi global saat ini,” ujar Putrama, dalam Dialog UMKM dengan tema “Strategi Penguatan dan pengembangkan UMKM di Sumut”, pada Ahad (13/4) di RRI Pro 1 Medan.
“Begitu pentingnya penguatan dan mengembangkan UMKM ini lewat sejumlah regulasi, bantuan, pelatihan, pendampingan dan bahkan formula penyehatan UMKM termasuk sekolah dan klinik bisnis dan sebagainya,” imbuh Putrama.
Lebih lanjut Putrama menjelaskan, seorang enterpreneur dan pelaku UMKM sesungguhnya lahir dari 3 hal, pertama faktor keturunan pengusaha. Kedu faktor pendidikan, kuliah di fakultas ekonomi lalu menjadi sosok UMKM sukses. “Ketiga ini yang unik yakni lahir karena keharusan sejarah,” tegasnya.
Putrama menegaskan, bahwa yang akan menentukan sukses atau tidaknya bisnis adalah kemandirian UMKM. Adapun regulasi, bantuan dan sebagainya harus dipandang hanya sebagai sesuatu yang merangsang penguatan dan perkembangan UMKM.
“Suatu ketika dikelas bisnis UMKM saya bertanya kepada peserta coba tunjuk tangan bagi peserta yg sudah bolak balik tumpur dan berganti usaha maka sebahagian besar peserta tunjuk tangan, ini menunjukkan bahwa begitu tangguh dan kuatnya UMKM kita, mereka jatuh bangun lagi jatuh bangkit lagi,” terangnya.
Action
Kemudian Putrama berpesan, ketika ada peluang maka segera bergegas maraihnya dan berprogres cerdas, jangan menunggu terlalu lama untuk memberi ruang semua berdiskusi panjang, langsung belokkan ditekongan terdekat.
Putrama mengungkapkan, ada tiga sumber penguatan dan pengembangan pembiayaan. Pertama, perbankkan maupun non perbankkan. Kedua, kerjasama yang saling menguntungkan. Dan ketiga, hibahatau bantuan yang diupayakan dari beragam sumber.
Pembiayaan UMKM berbasis syariah
Ia juga menjelaskan, Pola Wakaf Produktif dapat diupayakan dari sejumlah lembaga pembiayaan berbasis syariah atau perorangan agar ikut mendorong lahirnya enterpreneur muslim yg jujur dan amanah.
Terkait pengelolaan bisnisnya, Putrama mengatakan pembukuannya harus baik dan standart, managemen usaha sudah diberlakukan dengan baik atau telah menunjukkan orang yang tepat. “Dan neraca laba rugi arus kas harus ok,” sebutnya.
Sementara tentang pemasaran produknya, menurut Putrama ada sejumlah cara. Pertama, Digital Marketing. “Bagaimana pelaku UMKM terus beradaptasi dengan perkembangan digital dan perubahan global. Opini dan framing serta penjualan di media sosial terus dilakukan agar market fokus mengarah pada produk kita,” ujarnya.
Kedua, Promo even dan kegiatan. “Kalau ada pameran, bazar atau kegiatan promo bagaimana agar UMKM tampil ambil bagian,” katanya.
Ketiga, penjualan melalui toko konvensional. “Kalau ada toko yang memungkinkan penjualan produk kita coba masukkan dengan sistem konsinyasi dan sebagainya, namun jangan berhenti disitu namun ikut juga mempromosikan diri bahwa produk kita sudah tersedia di tokoMu misalnya,” jelas Putrama.
Keempat, enclosed market. “Kita menskenario lahirnya enclosed market atau pasar tertutup untuk membangun ekosistem bisnis berbasis syariah,” ujarnya.
Putrama menjelaskan, sistem konvensional dan digital sekalipun tidak memungkinkan produk UMKM bisa bersaing di pasar, harus ada siasat untuk memajukan produk sehingga kita bisa bersilancar di rumah kita secara baik.
“Problem harga sedikit lebih mahal dapat kita tutupi dengan sejumlah subsidi silang yg saling menguntungkan antara produsen dan konsumen yang merupakan satu kesatuan,” sebutnya.
Putrama menilai, kehadiran Koperasi Merah Putih memberikan peluang baru bagi tumbuh dan berkembangnya UMKM termasuk dapat memunculkan UMKM unggulan dari desa. UMKM basis kekuatan ekonomi di desa, bagaimana gerakan ekonomi umat muncul dari desa. “Kalau setiap desa punya koperasi dan toko yang lengkap termasuk memiliki coldstroge maka akan lahir produk unggulan desa dan pada akhirnya dinamika geliat ekonomi di desa tentu menjadi hidup dan magnet baru sehingga masyarakat tidak berbondong bondong ke kota,” jelasnya.
Terakhir, Putrama mengungkapkan, ada upaya percepatan pendirian koperasi tersebut bagian dari sosiopreneur dan berpotensi untuk pengembangan gerakan ekonomi umat. “bukankah problem terbesar umat Islam adalah ekonomi, maka fokus di ekonomi adalah sebuah fardhu kifayah sosial ekonomi umat,” pungkasnya. (*)