Pena dan tulisan sebagai entitas surgawi
Begitu pentingnya tulisan dalam pesan Islam yang diwahyukan sehingga pena dan tulisan menonjol dan permanen di alam surgawi – terlepas dari sifat sebenarnya dari mereka.
Misalnya, Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa pena (al-qalam) – alat tulis – adalah hal pertama yang diciptakan Allah.
Dia berkata: “Sesungguhnya, hal pertama yang diciptakan oleh Allah adalah pena. Allah memerintahkannya untuk menulis, jadi ia menulis semua yang akan ada sampai akhir ”(HR al-Tirmidzi).
Abdullah bin ‘Umar berkata bahwa empat hal yang Allah ciptakan dengan tangan-Nya: pena, Singgasana, Taman Eden (Jannah’ Adn) dan Adam. Ciptaan lainnya Dia ciptakan dengan mengatakan kepada mereka “Jadilah” dan mereka ada.
Ada sebuah surat dalam Al Qur’an yang disebut “Pena” (al-qalam). Dalam ayat pertama (ayat), Allah bersumpah demi pena dan dengan apa yang sudut tulis dalam catatan orang-orang: “Demi pena dan apa yang mereka tulis” (al-Qalam, 1).
Allah SWT juga berfirman: “Tidak ada bencana yang melanda bumi atau di antara kamu sendiri kecuali yang tertulis di dalam Kitab Ketetapan sebelum Kami mewujudkannya – memang itu, bagi Allah, itu mudah” (al-Hadid, 22).
Nabi SAW bersabda, mengingat pesan dari ayat ini: “Pena (aq-lam) telah diangkat dan halaman (suhuf) telah mengering” (al-Tirmidzi).
Selain itu, beberapa malaikat telah dipercaya untuk mengawasi orang-orang dan merekam perbuatan mereka.
Al-Quran mengatakan tentang mereka: “Dan sesungguhnya, (ditunjuk) atas kamu adalah penjaga (penjaga), baik dan terhormat – menuliskan (perbuatanmu)” (al-Infitar, 10-11).
Namun malaikat lain diutus oleh Allah untuk menuliskan empat hal saat manusia masih dalam kandungan ibu mereka: mata pencaharian mereka, kematian mereka, perbuatan mereka, rejeki dan kemalangan mereka (HR Muslim).
(Bersambung: Hal 3)