TAJDID.ID~Medan || Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara menggelar kegiatan Baitul Arqam Madya (BAM) sebagai upaya untuk penguatan ideologi Muhammadiyah bagi kader persyarikatan dalam menyiapkan kepemimpinan yang berkemajuan di Sumatera Utara.
BAM berlangsung selama tiga hari (25-27/12) berlangsung di Gedung LPMP Jalan Bunga Raya, Medan dibuka secara resmi oleh Ketua PW Muhammadiyah Sumatera Utara Prof. Dr. Hasyimsyah Nasution MA.
Hadir juga, Ketua Bidang Dakwah dan Kajian Agama PP Pemuda Muhammadiyah Dr. Elvandri SH MHum, Ketua PW PM Sumatera Utara Amriza MPd, serta utusan 22 PDPM Se-Sumatera Utara.
Kader Harus Memahami Perannya
Ketua PW Muhammadiyah Sumatera Utara Prof. Dr. Hasyimsyah Nasution pada sambutan pembukaan Baitul Arqam Madya Pemuda Muhammadiyah itu menjelaskan, bahwa Rasulullah Muhammad SAW menyadari keterbatasan usianya (63 tahun), maka tidak mungkin missi kenabiannya (message if truth) dalam tempo 23 tahun akan tuntas menjelaskan Islam sebagai rahmatan lil alamin. Apalagi Beliau sadar betul secara alamiah terus berlangsung pergantian generasi menjadi Rasul.
“Untuk itu, dia (Rasulullah) mempersiapkan sahabatnya menjadi pemimpin penerus cita-citanya sebagai kader membangun peradaban yang mencerahkan (tanqir) masa depan umat,” ujar Hasyimsyah.
Secara geografis Rasul baru mengislamkan jazirah Arab, bahkan sejumlah misi dakwah lewat utusan yang dikirim ke penguasa, raja dan amir mendapat perlakuan kasar/ dibunuh, walaupun para utusan tersebut berpenampilan ramah dan surat yang disampaikannya dituliskan dengan kalimat yang santun.
“Ini artinya tidak selalu kebenaran (al-haqq) akan mudah diterima,” jelasnya.
Karena itu, kata Hasyimsyah, para kader yang sekaligus menjadi pejuang kebenaran harus sadar sesadar-sadar akan perannya, tantangan yang dihadapinya.
“Untuk itu perlu keuletan dan ketangguhan, dalam bahasa al-Qur’an kesabaran dan istiqamah. Karena itu nikmatilah tantangan itu dan Allah SWT Maha mengetahui siapa yang menginginkan keridhaanNya n siapa yang berlagak seperti pejuang,” sebut Hasyimsyah.
“Tidak ada kemajuan tanpa ada kesungguhan. ‘Azhamlah sebagai kader militan dengan selalu membenahi diri supaya bisa menyesuaikan harakatul Islam dakwah amar ma’ruf nahi munkar dengan perubahan yang berkemaajuan,” imbuhnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, bahwa karakter Muhammadiyah, selain sebagai gerakan Islam dakwah amar ma’ruf nahi munkar berdasar al-Qur’an dan sunnah, adalah “Tajdid”.
“Artinya harus terus ada inovasi dan kreatifitas untuk mengelaborasi pengamalan Islam yang kondisional sebagai penabur rahmat. Tentu tidak mungkin dilakukan missi mulia ini tanpa kecintaan kepada ilmu pengetahuan dan kominment berjamaah,”katanya.
Dengan kegiatan Baitul Arqam Madya yang diselenggarakan PWPM Sumatera Utara, diharapkan akanmenghasilkan calon pemimpin persyarikatan yang tangguh menjadi generasi penerus masa depan. (*)