TAJDID.ID-NTB || Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Nusa Tenggara Barat (PD IMM NTB) bersama PC IMM Lombok Timur menggelar acara Silaturrahim Akbar.
Dalam sambutannya, Ketum DPD IMM NTB Miftahul Khair menuturkan, bahwa IMM adalah organisasi Islam yang rahmatan lil alamin, yang bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah, serta mengikuti aturan hukum yang berlaku di Indonesia.
Kemudian, lanjutnya dalam membabagun SDM kader IMM terus hidupkan tradisi keilmuan, kesolidan, kepekaan terhadap lingkungan sekitar demi tercapainya tujuan besar IMM, yakni terbentuknya akademis Islam yang berakhlak mulia demi tercapainya tujuan Muhammadiyah.
Diungkapkannya, keberadaan IMM di seluruh penjuru NTB dan Indonesia pada umumnya hendaknya menjadi corong penyambung cita-cita luhur kemanusiaan dan bangsa, ikut merasakan penderitaan rakyat, Ikut mengontrol kebijakan pemerintahan, ikut serta membangun dan berkontribusi nyata untuk umat dan kemanusiaan.
Hal ini menjadi penting diwujudkan karena sejatinya IMM lahir untuk mencabut akar penderitaan bagi rakyat, serta melibatkan diri dalam mengawal, mengontrol serta meneruskan dakwah Muhammadiyah, disamping itu juga IMM lahir untuk bangsa Indonesia,
“Maka dengan semangat liberasi (pembebasan) IMM hadir sebagai pembawa pencerahan baru,” ujar Miftahul.
Lebih lanjut ia mengingatkan, di era teknologi informasi yang begitu cepat berputar, maka kader IMM Tidak boleh lelah untuk terus menempa diri, memaksimalkan potensi agar keberadaan IMM menjadi berarti.
Oleh karennya, kata Miftahul, para pimpinan dan kader IMM haruslah mampu memperhatikan hal berikut.
Pertama, perkuat intelektualitas. Artinya nuansa keilmuaan atau berilmu tidak hanya menggema di ruang-ruang perkuliahan, tapi juga di manapun dan kapanpun berada.
“Kita harus dapat masuk sampai pada nilai dasar intelektual itu, yakni sejatinya dapat mengarahkan manusia dari sikap yang biadap menajadi beradap, dari yang amoral menjadi. bermoral. Itulah cita-cita luhur intelektual sehingga kader IMM tidak hanya mementaskan dirinya sebagai cendekiawan sejati, tapi dia juga sebagai guru intelektual yang tidak mengenal letih dan lelah untuk pencerahan kemanusiaan,” sebutnya.
Kedua, memertajam humanitas. Maksudnya kepekaan sosiaal dan kemanusiaan bukan hanya mengetahui siapa yang miskin dan kaya, tapi kader IMM juga harus hadir sebagai wadah yang menjawab bahwa kemanusiaan lebih tinggi dari segala-galanya, Penindasan terhadap rakyat kecil, perampasan hak-hak rakyat kecil adalah kezoliman yang harus di bumi hanguskan dan dilawan sampai akar-akarnya.
“Maka nilai humanitas adalah timbulnya kepekaan sosial yang mendalam dalam diri kader bahwa kita manusia itu sama dan perlu saling bahu-membahu dalam kehidupan,” jelasnya..
Ketiga, memperkuat fondasi religiusitas (spritualitas). Maksudnya adalah puncak dan akar dari kedua nilai di atas kader IMM tidak Lah cukup menjadi orang pintar dan peka keadaan sosial, namun juga harus memiliki orientasi kepada Pencipta.
“Karena yang diharapkan adalah segala apa yang di niatkan adalah semata-mata karena Allah, tidak ada niat yang tertinggi di atas itu,” tegasnya.
Momentum Silaturahmi Akabar DPD IMM NTB Bersama PC IMM Lombok Timur adalah momen penting untuk bertukar fikiran, bermuhasabah serta membentuk kekuatan kepemimpinan yang kokoh sehingga barisan ini menjadi teratur dan wadah ini menjadi ruang dalam membumikan ayat-ayat Allah dalam kehidupan sehari-hari.
“Kader IMM tidak boleh berhenti berpikir, semoga adik-adik yang terhimpun dalam Ikatan Ini bisa menjadi pribadi yang selalu menjdi pelita zaman,” ujar Miftahul.
Dismping itu, IMM tidak boleh lengah dalam ikut serta memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negara, apa lagi saat ini mengikisnya nilai kebersatuan di antara kalangan, serta kondiai bangsa yang makin hari makin menunjukan kemunduran.
Maka peran IMM sangatlah berarti sebagai pengontrol dan pengawal kebijakan yang ada, sehingga aturan dan keputusan yang diambil di bangsa dan negara ini adalah sesuatu uang bermanfaat untuk seluruh manusia yang ada di dalamnya.
“Terus berproses dan jadikan IMM Sebagai rumah peradaban, yang akan selalu mengingatkan kita pada semangat dakwah berfastabikilkhairat. Jayalah IMM, jaya Abandi perjuangan kami,” tutupnya. (*)
Liputan : Yandis Alfhauzan Nababan