“Agama tidak bisa diatur oleh kekuatan politik, agama tumbuh tidak dengan logika kekuasaan, tapi dengan logika kepercayaan. Daya tarik agama berbeda dengan daya tarik politik, sehingga penindasan terhadap agama justru sering menyuburkan agama itu. Agama mempunyai vitalitas (daya hidup) yang berbeda dari politik. Kalau tidak di permukaan, agama akan “bergeriliya” di bawah. Agama itu seperti air, tidak bisa dibendung, jika dibendung selalu mencari jalan untuk mengalir”.
KUNTOWIJOYO, Identitas Politik Umat Islam (1997), hal 198