Selama kehidupan Nabi Muhammad SAW di Arab, orang-orang membedakan tahun-tahun berdasarkan peristiwa besar yang terjadi di dalamnya. Misalnya, tahun terjadinya hijrah — hijrahnya Nabi dan Sahabatnya dari Makkah ke Madinah — dinamai ‘Tahun Izin Bepergian’.
Selama tahun keempat Khalifah Umar Ibn Al-Khattab, dipandang perlu untuk menciptakan kalender untuk ketepatan waktu yang akurat di antara wilayah kekhalifahan Islam yang luas. Hal ini kemudian mendorong banyak diskusi tentang pembuatan kalender Islam untuk membantu membedakan antara tahun dan menstandarkan tanggal acara keagamaan.
Lantas, para sahabat membahas banyak kalender yang digunakan oleh orang lain pada saat itu, termasuk kalender Persia, Mesir dan Yahudi.
Al-Hurmuzan, seorang tawanan perang setelah penaklukan Islam atas Persia, menyarankan sistem pertanggalan Persia yang dikenal sebagai mahruz, yakni didasarkan pada kemenangan raja-raja Persia. Kemudian beberapa orang Yahudi yang masuk Islam menyarankan untuk menggunakan kalender Ibrani.
Artikel terkait:
- Silahkan Download Kalender Hijriah Global 1442 H
- Hijrah: Perencanaan Matang dan Ketergantungan pada Allah
- Asma’ binti Abu Bakar, Sosok Perempuan Pemberani di Balik Kisah Hijrah
Para sahabat Nabi juga merenungkan apakah kalender itu harus dimulai dengan kelahiran, kematian, atau wahyu nabi. Tetapi mereka tidak dapat menyetujui tahun pasti dari peristiwa ini.
Akhirnya, 17 tahun setelah terjadi peristiwa peristiwa hijrah, baru para sahabat sepakat itu menandai awal kalender Islam, karena tidak ada perselisihan tentang tahun terjadinya.
Menurut beberapa orang, seperti sarjana dan penulis sejarah Mesir Abd al-Rahman al-Jabarti dan ahli matematika dan astronom Mesir Mahmud Pasha al-Falaki, Rasulullah SAW tiba di Masjid Quba di Madinah pada tanggal 8 bulan ketiga Hijriah, Rabi al-Awwal. Pada tanggal 12, dia memasuki Madinah sendiri.
Tanggal-tanggal ini dibahas lebih lanjut oleh beberapa analis biografi kenabian, seperti Al-Biruni, Ibn Sa’d, dan Ibn Hisham, dan dikutip dalam karya Burnaby (2001).
Tanggal sedikit berbeda di antara sejumlah sarjan, tergantung pada metode penghitungan mereka. Meskipun demikian, mereka semua menyimpulkan bahwa hijrah terjadi pada akhir bulan kedua Hijriah Safar dan awal bulan ketiga Rabiul Awwal. (Bersambung)