TAJDID.ID-Jakarta || Koordinator Komunitas Anak Muhammadiyah (KAM) Amirullah Hidayat menyesalkan pernyataan yang dikeluarkan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr Fauzan M.Pd yang menyebut pernyataan Din Syamsudin terkait isu pemakzulan Presiden
“Pernyataan itu sangat kita sesalkan. Karena tidak elok bila di keluarkan oleh seorang akademisi apalagi beliau adalah salah Satu Rektor Universitas Muhammadiyah, sedangkan Din Syamsudin adalah mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” ujar Amirullah, Ahad (7/6/2020)
Berita terkait: Din Syamsuddin Beberkan 3 Syarat Pemakzulan Pemimpin
Amirullah Hidayat menegaskan, seharusnya Rektor UMM tahu etika dan menjunjung tinggi moral serta melakukan tabayyun dulu.
“Bagaimana pun Din Syamsuddin harus tetap di hormati. Dan seharusnya seorang Rektor PTM tidak usahlah ikut-ikutan memperkeruh persoalan,” kata Amirullah.
Selain itu, Amirullah juga juga curiga, apa yang menjadi motif Fauzan menyampaikan penilaian tersebut.
“Sungguh sebuah pernyataan yang sangat pretensius. Apa dia (Fauzan-red) ingin dilirik Istana? Biar kemudian nanti dipertimbangkan jadi menteri?,” sebutnya.
Rektor PTM itu, kata Amir, bukan kapasitasnya sebagai orang politisi. Ditambah lagi apa yang disampaikan Rektor UMM tak seuai dengan kapasitas keilmuaannya, jadi tidak mumpuni menilai seseorang yang berbicara berkaitan dengan Hukum Tata Nega atau Pemikiran Politik Islam.
Karena itu, Amirullah Hidayat meminta kepada Rektor UMM untuk fokus mengurus kampus saja, sebab jabatan beliau adalah amanah yang di berikan oleh seluruh warga Persyarikatan. Apalagi kampus yang dipimpin beliau adalah salah satu kampus Muhammadiyah terbaik dan terbesar yang tentunya memerlukan pemikiran dan perjungan seorang Rektor.
“Jadi tak usah mikirkan politik lah, apalagi menyerang Tokoh Muhammadiyah.,” tutup Amir.
Seperti diketahui, media online (jernih.co) telah menerbitkan sebuah berita dengan judul “Rektor UMM: Rakyat Repot Nasi, Tak Elok Din Syamsuddin Bicara Pemakzulan Presiden”
Di berita itu dimuat, bahwa Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr. H Fauzan M.Pd, menilai pernyataan Din Syamsudin terkait isu pemakzulan Presiden beberapa waktu lalu sangat tidak elok. Terlebih saat ini bangsa Indonesia tengah menghadapi pandemic Covid-19.
“Kalau menurut saya, tidak elok Pak Din bicara tentang pemakzulan Presiden Jokowi saat bangsa dan negara ini tengah dilanda pandemi”, kata Fauzan di Malang, Rabu, 3 Juni, 2020.
Din Syamsuddin sendiri menyampaikan ikhwal “pemakzulan pemimpin” ditinjau dari perspektif Pemikiran politik Islam saat tampil sebagai pembicara pertama dalam Webinar Nasional dengan tema: ‘Menyoal Kebebasan Berpendapat dan Konstitusionalitas Pemakzulan Presiden di Era Pandemi Covid-19’, yang diadakan oleh Masyarakat Hukum Tata Negara Muhammadiyah (MAHUTAMA) dan Kolegium Jurist Institute (KJI) pada Senin (1/6/2020). (*)
Liputan: MRS
Lebih tak elok lagi pak rektor umm langsung menyampaikan itu di media tanpa tabayun atau memahami substansi pernyataan pak din. Pernyataan pak rektor sungguh tak adil,arif dan bijaksana. Kalau pun tdk sepakat dg pak din, ada banyak pilihan kata2 yg tepat untuk disampaikan pak rektor yg saya kira dg kapasitas intlektualnya lbh tahulah pilihan kata2 yg saya maksud. Coba lihat bgmana adab pak din ketika berbeda pandangan dg buya syafii. Betapapun itu beliau berdua tdk saling tuding. Di era hipperrealitas sprti saat ini pernyataan sprti itu bisa jd santapan empuk bagi org2 yg tak mampu menyentuh organisasi muhammadiyah yg bgt solid dan mapan buat dibenturkan. Atau pak rektor dg cara itu berangan2 jd menteri krn 2 rektor sblmnya pernah mnduduki jabatan itu, woow jika benar,naif nian itu…menggunting dalam lipatan,menelikung kawan seiring. Itu kata org kampung saya namanya jurus katak, hrs nginjak orang agar bs naik. Terakhir mari kita tanamkan sifat Kepribadian Muhammadiyah ke 10,”Bersifat adil serta korektif ke dalam dan ke luar dg bijaksana”.
pak rektor satu ini memang lebih condong ke istana daripada ke kampus maupun ke organisasi muhamaddiyah.