TAJDID.ID-Medan || Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menegaskan dua hal terkait Maklumat PP Muhammadiyah tentang Tentang Wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) serta Tuntunan Ibadah selama darurat Covid-19 yang mungkin sejauh ini masih ada menimbulkan polemik di tengah-tengah warga persyarikatan.
Pertama, Abdul Mu’ti mengatakan, bahwa Maklumat PP Muhammadiyah khususnya yang terkait dengan panduan ibadah selama pandemi Covid-19 itu adalah fatwa-fatwa yang disusun oleh para ulama dari berbagai disiplin ilmu dan juga para ahli dalam berbagai bidang, terutama yang berkaitan dengan virus dan epidemi.
“Sehingga fatwa Majelis Tarjih adalah ijtihad jama’i atau ijtihad kolektif yang dalam konteks hukum fiqih itu kedudukannya lebih kuat dibandingkan dengan ijtihad munfarid atau ijtihad individual,” jelasnya saat tampil sebagai penceramah dalam Pengajian Ramadan Online yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) pada Rabu (13/5/2020).
Lebih lanju ia menuturkan, ijtihad Majelis Tarjih yang diterbitkan dalam bentuk fatwa itu memiliki kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendapat pendapat munfarid atau pendapat perseorangan yang seringkali berseliweran di WA-WA (Whatsup-red)_warga persyarikatan, dimana ijtihad munfarid itu tidak jelas dari siapa dan isinya belum tentu bisa dipertanggungjawabkan kekuatan hujjahnya.
Kemudian yang kedua, lanjut Abdul Mu’ti, Muhammadiyah ini adalah sebuah berorganisasi. Sebagai sebuah organisasi, maka semua warga persyarikatan harus bersama-sama mengamalkan prinsip-prinsip berjamaah.
“Artinya, dalam kaitan ini maka marilah kita bersama-sama semaksimal mungkin melaksanakan maklumat itu sebagai bagian dari komitmen kita berjamaah melalui persyarikatan atau di dalam persyarikatan Muhammadiyah,” ujarnya.
Dan sekiranya kalau ada pendapat pribadi yang berbeda, kata Abdul Mu’ti, sebaiknya Itu disimpan saja. Dalam ilmu itu sering disebut dengan ijma’ sukuti, maksudnya tidak usah menyampaikan pendapatnya dan tidak usah demonstratif memberikan koreksi atas yang lainnya.
“Karena dalam kaitan ini, membina persatuan pembinaan kerukunan dan soliditas organisasi itu adalah bagian dari kita mengamalkan al-Quran dan as-Sunnah” sebutnya.
Dalam kaitan ini diingatkannya, bahwa selama ini bahwa umat itu menjadi lemah karena banyaknya pertikaian dikalangan umat itu sendir, dimana banyak sekali pertanyaan, perdebatan.
“Dan ujung-ujungnya mereka tanya itu untuk tidak mentaati pimpinan,” tukasnya.
Karena itu, betapapun ini berat, Abdul Mu’ti mengajak seluruh warga persyarikatan untuk bersama-sama berusaha mentaati Maklumat PP Muhammadiyah tersebut.
“Mudah-mudahan ijtihad ini bisa menjadi bagian dari cara kita untuk tetap beribadah sesuai dengan sunnah dan cara kita untuk tetap beribadah dalam keadaan yang sehat dalam keadaan yang selamat,” tutupnya. (*).
Silahkan download: