• Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan
Kamis, Januari 21, 2021
TAJDID.ID
Iklan
  • SAJIAN
  • Kejadian
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • DAERAH
    • MEDSOS
    • PENGUMUMAN
  • Gagasan
    • OPINI
    • ESAI
    • RESENSI
  • Gerakan
    • MUHAMMADIYAH
      • PTM/A
      • AUM
      • LAZISMU
      • MDMC
      • MCCC
      • MUKTAMAR
    • ‘AISYIYAH
    • ORTOM
      • PM
      • NA
      • IMM
      • IPM
      • HW
      • TS
  • Kajian
    • KEISLAMAN
    • KEBANGSAAN
    • KEMUHAMMADIYAHAN
    • SAINS
    • KESEHATAN
  • Teladan
    • DUNIA
    • NASIONAL
  • Jambangan
    • PUISI
    • CERPEN
  • Renungan
    • SYAHDAN
    • KUTIPAN
  • Tulisan
    • PEDOMAN
    • ULASAN
    • PERCIKAN
    • TILIKAN
  • RINGAN
    • KIAT
    • CELOTEHAN
No Result
View All Result
  • SAJIAN
  • Kejadian
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • DAERAH
    • MEDSOS
    • PENGUMUMAN
  • Gagasan
    • OPINI
    • ESAI
    • RESENSI
  • Gerakan
    • MUHAMMADIYAH
      • PTM/A
      • AUM
      • LAZISMU
      • MDMC
      • MCCC
      • MUKTAMAR
    • ‘AISYIYAH
    • ORTOM
      • PM
      • NA
      • IMM
      • IPM
      • HW
      • TS
  • Kajian
    • KEISLAMAN
    • KEBANGSAAN
    • KEMUHAMMADIYAHAN
    • SAINS
    • KESEHATAN
  • Teladan
    • DUNIA
    • NASIONAL
  • Jambangan
    • PUISI
    • CERPEN
  • Renungan
    • SYAHDAN
    • KUTIPAN
  • Tulisan
    • PEDOMAN
    • ULASAN
    • PERCIKAN
    • TILIKAN
  • RINGAN
    • KIAT
    • CELOTEHAN
No Result
View All Result
TAJDID.ID
No Result
View All Result

Memilih Menjadi Bucin atau Mencintai Orangtua?

Editor 1 by Editor 1
7 Mei 2020
in PEDOMAN
0
Memilih Menjadi Bucin atau Mencintai Orangtua?

Ilustrasi mencintai orangtua. (foto: Hipwee)

184
VIEWS
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

 

 

 

Oleh: Haedar Nashir


Anda mencintai orangtua? Setiap orang baik tentu sayang dan kasih terhadap sosok yang melahirkan dan mengurus sampai menjadi dewasa.

Dialah ibu dan bapak kita tercinta. Ibu bahkan harus bersusah payah selama sembilan bulan, sampai bertaruh nyawa. Hingga Nabi mengajarkan agar cintailah ibumu, ibumu, ibumu.

Setelah itu bapakmu. Bukan berarti bapak harus diabaikan, itu cara Nabi memberi tekanan akan keutamaan. Ibu dan bapak atau bapak dan ibu kita itulah orangtua. Keduanya membesarkan dan mendidik kita di rumah dengan cinta.

Cinta keduanya melampaui luasnya samudra. Meski ortu kita ada yang terbatas secara lahiriah, tetapi cintanya kepada anak tiada terbatas. Tiada yg tidak diberikan orangtua untuk anaknya, hatta ketika sang anak sudah cukup dewasa. Pengorbanan ortu sungguh melintas batas cakrawala.

Baca juga: Menghidupkan Hati

Bagaimana cinta anak pada ortunya? Banyak sekali anak berakhlak mulia yang mencintai ortu begitu tinggi. Mereka mempraktikkan ajaran “birrul walidain” atau berbuat baik kepada ortunya dengan tulus dan penuh pengkhidmatan.

Sebagaimana petuah Lukmanul Hakim dalam al-Quran. Banyak kisah indah tentang anak yang mencintai ortunya dengan kemuliaan.

Namun tidak jarang ada anak kurang atau tidak bisa berbuat baik kepada ortunya. Karena satu dan sekian sebab. Alih-alih mencintai ortu dengan tulus hati, malah ada yang lebih mencintai orang lain yang (baru) dikenalnya hanya karena rasa suka berlebihan.

Apapun yang diminta diberikan, sampai harus melampaui kewajaran. Jadilah “bucin”, kata anak muda. Budak cinta, di mana dirinya diperbudak cinta yang tidak semestinya.

Cinta yang berinduk pada hawa nafsu bagai ibu dari semua berhala, kata Jalaluddin Rumi. Bahkan ada yang lebih tragis. Seperti kisah muram Si Malin Kundang, yang durhaka kepada ibunya. Lalu dihukum menjadi batu. Kisah untuk jadi peringatan.

Mau memperbaiki jalan hidup?tak ada kata terlambat. Cintailah sesuatu sewajarnya. Boleh jadi yg kamu cintai justru jadi pembencimu di kemudian hari.

Kalau membenci pun sewajarnya, tapi harap diingat sebaiknya jangan ada rasa benci, karena tidak baik dan hanya akan menyiksa diri.

Jadilah insan penyayang sesama yang tulus dan baik budi.
Bagaimana cara mencintai ortu? Tidak menjawab “cis” atau “ah” termasuk cinta ortu. Lebih dari itu, tentu maksimalkan berkhidmat kepada ortu dengan yang kita miliki.

Orangtua manapun tidak pernah meminta balasan dari anaknya. Tapi kewajiban anak mencintai dan berbuat baik kepada orangtua. Di situ kemuliaan seorang anak.

Mumpung ortu masih ada, lakukan yang bisa dilakukan untuk berbakti. Nanti setelah keduanya tiada, apapun yang kita miliki tidak akan bisa diberikan.

Apapun yang ingin dilakukan tidak akan mampu, hanya sekadar berkata lemah lembut kepada ortu pun tidak akan terwujudkan.

 

Peleman, Rabu 6 Mei 2020, jelang berbuka puasa.


Tulisan ini dikonversi dari sebuah utas di akun twitter Haedar Nashir (5 Mei 2020)

Tags: bucincinta orangtuaHaedar NashirUTASAN
Previous Post

Lazismu Medan Terima Bantuan dari Jama’ah Muslimin Singapura

Next Post

Refly Harun: Tidak Ada yang Namanya Bantuan, yang Ada adalah Hak Rakyat

Related Posts

100 Dokter Gugur, Haedar Nashir: Selamat Jalan Para Pahlawan Kusuma Bangsa

Hak Asasi Manusia

10 Desember 2020
50
Muhammadiyah dan Perjuangan Kebangsaan

Muhammadiyah dan Perjuangan Kebangsaan

20 Agustus 2020
88
Kemerdekaan dan Kesaksian Muhammadiyah

Kemerdekaan dan Kesaksian Muhammadiyah

17 Agustus 2020
135
Apa yang Dikejar?

Apa yang Dikejar?

7 Agustus 2020
64
Kenapa Merasa Paling Benar?

Kenapa Merasa Paling Benar?

24 Juli 2020
185
Hidup dengan Energi Positif

Hidup dengan Energi Positif

11 Juli 2020
98
Next Post
Refly Harun: Tidak Ada yang Namanya Bantuan, yang Ada adalah Hak Rakyat

Refly Harun: Tidak Ada yang Namanya Bantuan, yang Ada adalah Hak Rakyat

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

SOROTAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail
    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail
  • Muhammadiyah Tanggapi Hasil Investigasi Komnas HAM tentang Tewasnya Anggota FPI
    Muhammadiyah Tanggapi Hasil Investigasi Komnas HAM tentang Tewasnya Anggota FPI
  • Silahkan Download Kalender Hijriah Global 1442 H
    Silahkan Download Kalender Hijriah Global 1442 H
  • Refleksi Perkembangan Dakwah Islam di Indonesia
    Refleksi Perkembangan Dakwah Islam di Indonesia
  • Muhammadiyah dan Gerakan Pencerahan untuk Indonesia Berkemajuan
    Muhammadiyah dan Gerakan Pencerahan untuk Indonesia Berkemajuan

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • SAJIAN
  • Kejadian
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • DAERAH
    • MEDSOS
    • PENGUMUMAN
  • Gagasan
    • OPINI
    • ESAI
    • RESENSI
  • Gerakan
    • MUHAMMADIYAH
      • PTM/A
      • AUM
      • LAZISMU
      • MDMC
      • MCCC
      • MUKTAMAR
    • ‘AISYIYAH
    • ORTOM
      • PM
      • NA
      • IMM
      • IPM
      • HW
      • TS
  • Kajian
    • KEISLAMAN
    • KEBANGSAAN
    • KEMUHAMMADIYAHAN
    • SAINS
    • KESEHATAN
  • Teladan
    • DUNIA
    • NASIONAL
  • Jambangan
    • PUISI
    • CERPEN
  • Renungan
    • SYAHDAN
    • KUTIPAN
  • Tulisan
    • PEDOMAN
    • ULASAN
    • PERCIKAN
    • TILIKAN
  • RINGAN
    • KIAT
    • CELOTEHAN

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In