Oleh : Suheri Harahap
Dalam kehidupan jangan takut jatuh dan mungkin pernah berbuat salah, setiap kesalahan yang pernah kita lakukan adalah bagian dari ‘proses pembentukan kepribadian’. Sejatinya menyesali semua kesalahan. Dan jangan ulangi kesalahan yang sama apalagi menambah kesalahan. Mendung diciptakan bukan untuk membuat langit gelap, tapi ia hadir untuk memberi kabar gembira akan sejuknya air hujan yg akan turun.
Dalam mencegah penanganan Covid 19 sesuai anjuran Pemerintah tentang social distance dan pola hidup bersih cuci tangan pakai sabun dan stay at home, menjauhi keramaian.
Dalam masyarakat adat Tapsel memiliki bingkai hidup tesendiri dengan istilah “Poda Na Lima”, sehingga memunculkan sistem hidup dengan membersihkan jiwa, badan, rumah, pakaian, pekarangan, sesungguhnya dengan adanya Covid 19 membuka kembali pandangan hidup masyarakat Angkola secara kultural bisa melawan wabah ini.
Sejalan dengan perkembangan ilmu kesehatan, dalam sosiologi kesehatan berbasis budaya masih lebih penting menjaga sebuah komunitas di daerah, sehingga warga tanpa harus dipaksa bisa menyesuaikan diri dengan kondisi saat ini.
Hal yang mungkin perlu diingat dengan pola hidup bersama, bergotong-royong, “martahi” dan “marsialap ari”, akan semakin diperlukan melewati dampak terhadap ekonomi masyarakat Tapsel. Seringkali rasa takut datang dari warga akan kesulitan ekonomi sekarang ini. Ada istilah “dicari satu hari, habis satu satu hari”, “mangan sajo pe ma borat”. Dulu setiap panen sawah, padinya disimpan di kamar, cukup 1 tahun, sekarang sawah sudah berkurang, cara bercocok tanam dan pertanian sdh banyak yang beralihfungsi.
Sederet pola hidup bersih dan sehat masih belum dijalankan dalam kehidupan di desa-desa. Lihatlah sanitasi dan sungai-sungai di Tapsel, banyak kamar mandi Mesjid/Musholla yang belum memiliki standart hidup bersih dan sehat sesuai WHO, membuang kotoran ke sungai. Inilah yang disebut prilaku sosial yang dilakukan oleh manusia. Kenapa manusia berprilaku salah alias tidak bersih dan tidak sehat. Sulit membangun PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan Sehat), sebuah tugas mulia membangunkan kembali tradisi kultural yang menjungjung tinggi kemuliaan manusia sebagai ‘khalifah di muka bumi’ dalam perspektif Islam, dan sebagai ‘makhluk berbudaya/beradat”.
Sejatinya kehadiran wabah Covid 19 ini di Tapsel, akan kembali melestarikan prilaku hidup bersih dan sehat dengan mengikuti anjuran agama dan budaya. Kita akan maju menjadi daerah yang kuat jika strategi pemerintah menomorsatukan program TAPSEL SEHAT sebagai primadona.
Kita lindungi semua warga asli terlebih dahulu, apapun kondisi saat ini harus kita yakini selain sebagai bentuk wabah virus global yang secara ilmu kesehatan masih terus dicari obatnya, tapi secara budaya masyarakat dari dulu hidup dengan alam dan antarsesama manusia didalamnya dengan penuh rasa saling membantu, saling mengasihi, saling bekerjasama, saling menjaga dari bentuk asosial, kejahatan dan kriminalitas. Bahkan kita yakini PODA sebagai pandangan hidup yang harus dijalankan..
Semoga pemerintah kedepan memperkuat infrastruktur kesehatan di Tapsel, lihatlah kondisi alam dan sumberdayanya, tak layak kita pesimis dengan RSU. Sipirok, Puskesmas di kecamatan dan desa (bidan yang belum ada klinik dan peralatan medis yang memadai). Tanggungjawab negara (pemerintah) terhadap warganya untuk sehat dan bebas dari ketakutan, kecemasan akan wabah virus Corona ini ditambah dengan dampak bagi ekonomi rakyat di desa.
Apa yang menjadi langkah cepat Pemkab Tapsel mari kita dukung, dan kesadaran warga berbasis budaya dan agama akan mempercepat langkah pencegahan. Semoga investasi asing dan tenaga kerjanya yang masuk ke Tapsel tidak memberikan dampak negatif kepada warga asli, penduduk lokal yang memiliki budaya dalihan na tolu. (*)