Syahdan. Seorang sarjana bahasa dan tata bahasa melakukan perjalanan. Pada rute perjalannannya ia harus menyeberangi sebuah sungai besar dan dalam.
Seperti kebiasaan pada masa itu, cendekiawan menyewa perahu untuk meyeberangi sungai. Dan dalam waktu yang tidak terlalu lama ia pun mendapatkan perahu untuk disewanya.
Di tengah perjalanan menyeberangi sungai, tiba-tiba dengan dengan jumawa cendekiawan itu bertanya kepada tukang perahu.
“Bapak tahu apa-apa tentang tata bahasa dan aturan bahasa?”
“Saya tidak tahu,” jawab lelaki awam tukang perahu dengan polos dan singkat.
“Aduh! Berarti Anda telah menyia-nyiakan setengah dari hidupmu.” ujar si cendekiwan dengan nada mengejek.
Mendengar itu tukang perahu begitu merasa tersinggung. Tapi dia cuma diam.
Tiba-tiba perahu goyang dan oleng karena dihantam arus sungai yang sangat deras.
“Apakah Anda tahu cara berenang, Tuan?” tanya lelaki tukang perahu.
“Tidak! Saya sama sekali tidak bisa berenang. Dan saya tidak pernah belajar berenang,” kata cendekiawan dengan gugup dan penuh ketakutan. Wajahnya pun pucat seketika.
“Aduh! Berarti Anda telah menyia-nyiakan seluruh hidup Anda, karena perahu ini sepertinya akan terbalik dalam beberapa menit lagi,” ujar tukang perahu.
Pesan Moral
Ternyata pengetahuan dalam satu cabang tidak cukup untuk dibanggakan. Karena itu jangan sombong dengan skill yang kita miliki dan kemudian merendahkan orang lain. Boleh jadi dalam hal lain, ternyata kita begitu awam dan orang yang kita sepelekan justru memiliki keterampilan.
Kisah yg inspirator.
Top story