TAJDID.ID || Kepiawaian, kecerdasan dan langkah strategis yang dilakukan oleh KH Ahmad Dahlan untuk memberdayakan, mencerdaskan dan menguatkan umat Islam Indonesia yang saat itu masih di bawah tekanan kolonialisme Barat mendapat apresiasi dari pakar Perbandingan Agama Universitas Leiden, Belanda.
Ia adalah Hendrik Kremer, sarjana yang memiliki kepakaran khusus di bidang Bahasa Arab, Agama Timur (khususnya Islam), dan sejarah agama-agama.
Sosok yang memegang peranan penting sebagai ketua Perbandingan Agama di Universitas Leiden mulai dari tahun 1937 sampai 1947.
Meskipuun dikenal sebagai sosok teolog missionaris yang cerdik dalam menjelankan tugasnya, namun Kremer dalam catatannya di “A Survey Of The Nedherlands Indies, The Muslim World,” mengakui dan menjelaskan secara gamblang peran dan Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah untuk umat Islam dan rakyat Indonesia.
Menurutnya, Muhammadiyah yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta tahun 1912, merupakan organisasi Pembaharuan Islam yang terstruktur dan rapi.
Pendirinya, seorang yang bertabiat luhur dan pemberani. Pemikirannya sangat luas dan memulai gerakkan ini terutama untuk menjawab tantangan agama lain.
Menyadari posisi demikian, KH Ahmad Dahlan menyakini bahwa, tugas utama hidupnya adalah untuk menunjukkan bahwa agama Islam juga bisa memberikan dorongan yang sama untuk kemajuan dan memberikan layanan tanpa pamrih kepada umat yang masa itu sedang ditekan oleh kebijakan dan diperlemah oleh keadaan pendidikan, kesehatan mereka.
Muhammadiyah semakin meneguhkan posisinya, gerakkannya terus meningkat, kekuatannya dan semakin signifikan sejak 1912. Organisasi yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan ini mulai mendirikan sekolah, rumah sakit, dan pati asuhan. Bidang- bidang sosial kemasyrakatan lain tidak lupa digarapnya.
Persyarikatan ini juga menghimpun cendikiawan muslim dan mayoritas kelompok pedagang yang bergairah dalam menyemarakkan agama Islam, melalui ceramah,menerbitkan bacaan, menghimpun dana zakat, melakukan penolong umum, dan lain sebagainya.
Kremer juga mengakui, Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang terstruktur dan sistematis. Gerakkan ini mempunyai banyak cabang yang tersebar di Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan daerah-daerah tertentu di Kalimantan.
Muhammadiyah juga mempunyai departemen khusus untuk perempuan dan pemuda.
Kini, capaian yang telah digapai oleh Muhammadiyah tentu berbeda dengan yang telah dicatat oleh Profesor Sejarah Universitas Leiden kala itu. Pondasi awal yang diletakkan oleh Ahmad Dahlan berhasil membawa Muhammadiyah tetap eksis sampai memasuki abad keduanya.
Gerakkan Islam yang kini telah memiliki ribuan amal usaha, dan memiliki struktur jaringan mulai dari Pimpinan Pusat (PP) sampai dengan Pimpinan Ranting (PR) ke desa-desa seluruh Indonesia, juga telah melebarkan jaringannya secara internasional dengan adanya Pimpinan Cabang dan Ranting Istimewa di negara lain. (*)
Sumber: Buku Riset dan Kajian Seabad Muhammadiyah
Artikel ini diambil dari laman muhammadiyah.or.id