• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Jumat, Juli 4, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Anti Syariat Poligami?

Oleh : Budi Nurastowo Bintriman

M. Risfan Sihaloho by M. Risfan Sihaloho
2019/11/20
in Opini
0
Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Anti Syariat Poligami?

Ilustrasi poligami.

Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Tiba-tiba saja Tanwir II Aisyiyah 2019 menghentak warganya. Acara yang diselenggarakan di kota “Berhati Nyaman” Yogyakarta mengambil tema : “Dinamisasi Gerakan Menebar Islam Berkemajuan”. Salah satu agenda acaranya menampilkan narasumber Agung Danarto dan Amin Abdullah.

Agung dan Amin diundang tentu untuk membincangkan tema tersebut di atas. Konsep besar tema setidaknya ada dua, yaitu dinamisasi dan Islam berkemajuan. Entah bagaimana ceritanya, antara mereka berdua menjadi kompak. Pada satu poin tertentu, mereka berdua sama-sama menyinggung syariat poligami.

Ilustrasi poligami. (foto: Shutterstock)

Agung menyinggung syariat poligami (dan monogami) ketika membahas perihal optimalisasi peranan kader untuk dakwah Islam berkemajuan, dan untuk Persyarikatan yang berkemajuan. Itu bisa dicapai secara ideal, jika para kadernya melaksanakan monogami (menjauhi poligami). Ia plus membeberkan argumentasi-argumentasinya. Di mana salah satunya adalah bahwa monogami lebih berpeluang menciptakan keluarga sakinah ketimbang poligami.

Sedang Amin menyinggung syariat poligami (dan monogami) saat membahas pemikiran Islam trans-nasional seperti salafi, wahabi, dan khilafah. Ia menyimpulkan, bahwa pemikiran Islam trans-nasional tersebut bersifat eksklusif, intoleran, dan takfiri radikal. Menurutnya, semua ini tak sesuai dengan maqashidu syariah.

Maka menurut Amin, di era kontemporer ini, paradigma maqashidu syariah perlu diperbaharui terjemahannya dan tafsirannya. Khusus pada poin hifdzu nasab (menjaga keturunan) perlu dirinci sampai kepada larangan berpoligami. Istilah khas dia : “Warga Muhammadiyah bermimpi poligamipun tak boleh!”

Atas keberanian (atau kenekatan) Agung dan Amin tersebut di atas, maka muncul dua tulisan di media on line milik kader-kader muda Muhammadiyah yang berjudul bombastis luar biasa : “Tanwir ‘Aisyiyah : Melawan Fiqih Maskulin Dan Menutup Pintu Poligami”, dan “Tanwir ‘Aisyiyah : Monogami Lebih Berpeluang Meraih Sakinah”.

Apalagi jika kita membaca dalamnya atau isinya. Terdapat tulisan yang seolah-olah, bahwa acara Tanwir Aisyiyah itu memang merupakan ajang penegasan (deklarasi), bahwa Muhammadiyah dan Aisyiyah anti poligami(?). Maka ini pasti (insya-ALLAH) akan menjadi perbincangan yang santer. Setidaknya di internal Persyarikatan.

Apakah dua tulisan itu pelintiran-pelintiran para kader muda Muhammadiyah yang cenderung berpikiran liberal? Apakah dua tulisan itu sekedar cari-cari sensasi? Apakah dua tulisan itu memang berfungsi sebagai “buzzer” atas “keliberalan” Amin Abdullah? Sejauh ini, tiga pertanyaan tersebut memang sedang mencari-cari jawabannya.

Ketika Agung dan Amin menyinggung syariat poligami (dan monogami), menurut penulis, mereka berdua menggunakan logika yang melompat. Mengapa? Karena nyaris tak ada benang-merahnya antara poligami dengan optimalisasi peranan kekaderan, yang diungkap oleh Agung. Bukankah ethos keperintisan KH. Ahmad Dahlan dalam berislam secara kaffah yang luar biasa itu terlaksana dalam keadaan beliau berpoligami?

Sementara lompatan logika Amin Abdullah justeru kebablasan. Dari membahas tak berkesesuaiannya antara prinsip eksklusifisme, intoleranisme, radikalisme takfiri dengan maqashdu syariah, ia langsung menohok syariat poligami (jika tak mau disebut menghapus). Alasannya, poligami tak selaras dengan prinsip hifdzu nasab (menjaga keturunan). Yang selaras dengan prinsip hifdzu nasab hanya monogami.

Jika sekiranya judul di atas benar, penulis berpendapat, bahwa isu monogami ini tidak strategis dan kontra produktif. Saat ini, di Persyarikatan Muhammadiyah sama sekali tak ada masalah terhadap syariat poligami. Poligami menjadi urusan privat. Syariatnya baku dan qath’i, harus steril dari obok-obok tangan iseng dan jahil. Isu yang sedang santer saat ini justeru munculnya bocah-bocah Palestina yang jadi yatim, dan munculnya single parent. Itu buah hasil dari kebiadaban zionis yahudi (yang juga getol merasukkan “syariat” monogami ke otak dan hati kaum muslimin dan muslimat).

Maka ada catatan atas polemik ini. Hendaknya Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Pimpinan Pusat Aisyiyah musti segera turun tangan untuk mengklarifikasi perihal ini. Karena telah ada keresahan warga Muhammadiyah di akar rumput. Ini terbaca dari sebagian besar komentar para netizen (warga Muhammadiyah), di media on line yang memuat dua tulisan tersebut. Wa-ALLAHU a’lam bishshawwab. (*)

Sumber


 

 

 

 

Budi Nurastowo Bintriman,  Muballigh Akar Rumput. Pengasuh Pondok Pesantren Muhammadiyah Asy-Syifa’ Bantul (2012 – 2017)

Tags: AisyiyahBudi Nurastowo BintrimanMuhammadiyahpoligami
Previous Post

Sebut Tuak Baik untuk Terapi Narkoba, Shohibul: Hinca Panjaitan Cuma Menambah Masalah

Next Post

Heboh, Dokumen Penindasan Muslim Uighur Bocor

Related Posts

PWA NTT Bangun Komunikasi dan Kolaborasi dengan Pemerintah Daerah

PWA NTT Bangun Komunikasi dan Kolaborasi dengan Pemerintah Daerah

26 Juni 2025
110
Potensi Regional Istimewa untuk Solo: Waktunya jadi ‘Special Region of Surakarta’

Potensi Regional Istimewa untuk Solo: Waktunya jadi ‘Special Region of Surakarta’

20 Juni 2025
106
Prof Irwan Akib: Ruh Keikhlasan Jadi Dasar Muhammadiyah Jalankan Amal Usaha

Prof Irwan Akib: Ruh Keikhlasan Jadi Dasar Muhammadiyah Jalankan Amal Usaha

16 Juni 2025
115
Gaungkan Ketahanan Iklim Dimulai dari Desa, Muhammadiyah & ‘Aisyiyah Luncurkan Program “Karang Tangguh” di NTB

Gaungkan Ketahanan Iklim Dimulai dari Desa, Muhammadiyah & ‘Aisyiyah Luncurkan Program “Karang Tangguh” di NTB

11 Juni 2025
105
Haedar Nasir Tanggapi Putusan MK Soal SD Swasta Gratis

Haedar Nasir Tanggapi Putusan MK Soal SD Swasta Gratis

4 Juni 2025
124
Fordek FH PTMA Dukung Otokritik dan Usulan Busyro Muqaddas

Fordek FH PTMA Dukung Otokritik dan Usulan Busyro Muqaddas

24 Mei 2025
130
Next Post

Heboh, Dokumen Penindasan Muslim Uighur Bocor

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In