aku mencintai-Mu. Janganlah pergi
jangan tinggalkan aku sendiri
di belantara ini
jangan pergi. Jangan perjelas sepi
tak sanggup lagi aku Kauperdaya
aku tak bisa berbuat apa-apa
tak bisa berkata-kata. Jangan menjauh
aku takut melangkahkan kaki
terlalu banyak jalan bersimpangan di sini
aku bego. Tamparlah mukaku
tunjukkan padaku sebuah tempat
di mana seharusnya aku mesti Kaududukkan
aku tak tahu. Di mana seharusnya aku
mesti menempatkan diri
dan di mana seharusnya aku mesti berdiri
aku mencintaiMu. Janganlah pergi
jangan tinggalkan aku sendiri
hutan ini sangatlah mengerikan dan sepi
aku takut, takut melihat ke depan
takut menoleh ke belakang
takut diam
tamparlah mukaku, Kekasih
lemparkan aku ke sebuah tempat
di mana seharusnya aku mesti berbaring
sungguh tak tahu, Kekasih
bagaimana mungkin aku sampai ke sebuah Rumah
tanpa Kau yang menunjukkannya
1980
Acep Zamzam Noor laahir dengan nama Muhammad Zamzam Noor Ilyas pada tanggal 28 Februari 1960 di Tasikmalaya sebagai anak sulung dari tiga bersaudara. Ayahnya seorang kyai yang cukup terkemuka di daerahnya, sedang ibunya guru madrasah. Masa kanak-kanak dan remajanya dihabiskan dalam lingkunngan keagamaan di Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya. SD dan SMP diselesaikannya sambil nyantri di sana. Lalu melanjutkan SMA ke Jakarta, juga sambil nyantri di Perguruan As-Syafi’iyah, Jakarta Selatan. Tahun 1980 setamatnya dari SMA sempat tercatat sebagai mahasiswa STSRI “ASRI” Yogyakarta, tapi kemudian mengundurkan diri. Pernah kuliah di Departemen Seni Rupa ITB, jurusan seni lukis. Mulai menulis sejak masih SMP, melulu puisi. Puisinya tersebar di berbagai media.