TAJDID.ID-Medan || Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara bekerjasama dengan Fraksi PAN-MPR RI menggelar Seminar Nasional dengan tema “Peranan Pemuda dalam Mengimplementasikan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”.
Seminar Nasional yang dilaksanakan di Hotel Grand Antares, Jalan Sisinga mangaraja, Medan, Kamis (29/8) ini menghadirkan empat narasumber, yakni Dr Saleh Partaonan Daulay MAg MHum MA (Wasekjen PAN dan Anggota DPR RI), M. Irwan Zulfikar, MBA ( Anggota DPR RI), Muhammad Hanafi, SSos (Anggota DPR RI) Dr Yoesri Isfa MSi (Akdemisi, dosen Fisip UMSU) dan Amrizal SSi MPd (Ketua PWPM Sumut).
Kegiatan yang dipandu moderator Miftah Fariz Al-Boerhan (Sekretaris PW PM Sumut) ini berlangsung antusias dan sangat interaktif, karena dihadiri oleh ratusan peserta yang sebagian besarnya berasal dari kader Pemuda Muhammadiyah dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
Dalam sambutannya, Ketika membuka acara ini, Ketua PWPM Sumut Amrizal SSi MPd mengatakan, bahwa sejarah mencatat, bangsa ini tidak akan pernah maju tanpa ada peran pemuda. Peran pemuda begitu vital dan strategis dalam dinamika perjalanan bangsa ini.
“Sebagai garda terdepan pembangunan bangsa, peran pemuda dituntut untuk senantiasa eksis mewarnai kehidupan bernegara,” ujarnya.
Namun sungguh ironis, belakangan ini peran pemuda seperti mengalami kemerosotan.
Dulu generasi muda itu identik dengan jiwa patriotisme, semangat kepeloporan dan watak intelektualisme. Namun sekarang stigma generasi muda itu lebih dekat dengan premanisme, hedonisme, pergaulan bebas, narkoba dan sebagainya.
“Tentunya ini kondisi dan realitas yang sangat mengkhawatirkan. Alih-alih bisa menunjukkan jatidirinya, generasi muda sekarang justru jadi bagian dari persoalan bangsa,” jelasnya.
Dikatakannya, hari ini pemuda sedang menghadapi penetrasi budaya dan serangan pelbagai idiologi yang mengusik dan mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara kita.
“Maka lewat seminar ini, kita harapkan akan membuka wawasan dan membangkitkan kesadara kita sebagai generasi muda akan pentingnya menggalakkan kembali nilai-nilai luhur Pancasila dalam konstelasi kehidupan berbangsa dan bernegara,” sebutnya.
Lebih lanjut Amrizal menjelaskan, pemuda harus menemukan jatidirinya kembali. Baik buruknya suatu Negara dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan pewaris bangsa dan Negara.
Karena itu, kata Amrizal, generasi muda harus mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global.
“Pemuda juga perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai Agent of change, moral force and sosial kontrol sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi masyarakat,” katanya.
Amrizal mengingatkan, pemuda berperan sebagai pilar pondasi bangsa penggerak pembangunan nasional khususnya dalam memastikan Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang cocok dan sesuai dengan kepribadian bangsa yang harus terus dilestarikan.
Dijelaskannya, contoh hal kecil yang dapat dilakukan para pemuda dalam menerapkan sila-sila yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan menjadi pribadi yang adil dan bertanggungjawab, saling membantu dan gotong royong, menjalankan syariat agama dengan baik dan benar, serta bijaksana dalam mengambil keputusan, dan lain sebagainya. (*)
Liputan: MRS