TAJDID.ID Medan || Kota Medan di malam hari bisa terang benderang tanpa listrik PLN. Demikian diungkapkan Ir H Zulfikar Khaidirsyah Siregar, yang sehari-hari berprofesi sebagai construction engineering itu kepada wartawan, beberapa waktu lalu, menyikapi terjadinya pemadaman massal (black out) listrik PLN di hampir seluruh kota di pulau Jawa termasuk di ibu kota Jakarta Minggu kemarin.
Zulfikar mengatakan, hal itu sangatlah mengundang keprihatinan seluruh elemen bangsa Indonesia. Ia berharap semua pihak terkait hendaknya berusaha untuk secepatnya mengatasi permasalahan tersebut, terlebih lagi Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo sudah turun langsung ke kantor Pusat PLN untuk meminta penjelasan dari jajaran Direksi PLN.
Untuk skala ibukota negara saja, lanjut Zulfikar, hal tersebut (pemadaman) bisa terjadi, bagaimana pula dengan daerah lain di luar Jakarta terutama di luar pulau Jawa ? Mungkin di beberapa daerah sudah sering mengalami pemadaman bergilir, sehingga padamnya listrik sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka.
“Apa pun ceritanya padamnya listrik akan berdampak kepada kehidupan manusia. Khususnya kota besar, padamnya listrik akan membuat suasana kota jadi gelap gulita. Tingkat kejahatan jalanan akan semakin meningkat,” ujar Zulfikar yang akrab dipanggil ZKS ini.
Karena itu, kata ZKS, sebaiknya harus ada upaya agar kita (Kota Medan) tidak bergantung lagi dengan PLN untuk penerangan kota.”Bukankah ada sumber energi listrik yang bisa kita dapatkan selain dari PLN ? Yaitu tenaga surya, tenaga angin misalnya, bahkan dengan teknologi olahan sampah menjadi energi listrik,”kata ZKS.
ZKS menyatakan, dirinya tidak akan menggunakan sistem paket set lampu tenaga surya, karena sudah sering terjadi pencurian atas panel surya dan perangkat batere dari tiang lampunya.
“Saya akan menerapkan sistem kelistrikan lampu-lampu jalan dengan menggunakan alat transformasi power tenaga batere (DC=Direct Current) menjadi tenaga listrik (AC = Alternating Current). Alat tersebut kami beri nama “Soluter” singkatan dari Solusi Terang. “Saya sudah merancang alat tersebut bahkan sudah mengujicoba alat soluter ini di rumah saya, tapi masih dengan kapasitas out put 500 Watt,” bebernya.
Dijelaskannya, alat Soluter ini dapat mengubah daya 12 Volt menjadi 220 Volt, mirip dengan prinsip UPS dan Power Inverter namun rangkaian soluter kami tingkatkan jadi lebih maksimal dan stabil. Untuk daya tahan batere hanya 5 jam dan output 500 Watt, namun saya sudah melakukan observasi untuk meningkatkan kemampuan Soluter menjadi output 30 ribu Watt dengan daya tahan 10 jam.
Untuk charging batere bisa dilakukan siang hari dengan teknologi solar panel maupun listrik tenaga olahan sampah. Daya 30 ribu watt itu bisa menerangi jalanan di satu kelurahan selama 10 jam (dari jam 19.00 sampai 05.00). Sedangkan dari jam 06.00 sampai jam 17.00 kita lakukan charging/ pengisian batere dengan tenaga surya. Demikian seterusnya.
“Jika di setiap kelurahan memiliki satu perangkat soluter lengkap dengan chargingnya, maka bukan tidak mungkin seluruh kota Medan akan kita bikin terang benderang malam hari tanpa membebani listrik PLN,”ungkap ZKS, yang bertekad maju di Pilkada Medan, melalui jalur independen.(*)