TAJDID.ID~Medan || Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005~2015, Prof Dr Din Syamsuddin MA menyampaikan Kuliah Umum tentang “Pengarusutamaan Wasathiyah Islam di Indonesia”.
Kegiatan yang dikuti ratusan warga persyarikatan dan sivitas akademi ini diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) pada Rabu (15/1).
Prof Din yang merupakan Ketua Poros Dunia Wasathiyah Islam (Chairman of Global Fulcrum of Wasatiyat Islam) ini dalam paparannya secara lugas menjelaskan bagaimana Washatiyah Islam sebagai sebuah konsep pemikiran sudah lama tumbuh dan berkembang di dunia Islam,
“Tema Washatih Islam bukanlah sesuatu yang baru. Sebenarnya gagasan pemikiran ini sudah lama berkembang dalam Islam, baik di tingkat global maupun di Indonesia,” ujar cendekiwan Muslim yang banyak berkiprah di lembaga internasional, seperti di Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations/CDCC), Asian Comitte on Religions for Peace (ACRP) dan World Peace Forum (WPF) ini.
“Berawal adanya fenomena terorisme global, dan umat Islam menjadi tertuduh karena atribusi terorisme dengan Islam dan generalisasi seolah-olah ummat Islam adalah teroris, maka dari kalangan internal Islam berupaya mengangkat ajaran Islam. Sejak itulah wacana Islam Wasathiyah mulai berkembang, termasuk di Indonesia” jelasnya.
Beliaupun sepakat, Wasathiyah Islam penting untuk terus diarusutamakan sebagai alternatif di tengah krisis multi dimensional yang melanda dunia.
“Saya dalam kesempatan ini mengajak umat Islam Indonesia untuk mengamalkan Wasathiyat Islam atau yang diistilahkan dengan Islam jalan tengah, agar tidak terjebak dalam ekstremisme,” katanya.
Dalam konteks Indonesia, menurutnya negara Pancasila itu adalah pewujudan dari Wasathiyah Islam, apalagi dengan piagam Jakarta yang poin pertamanya menyatakan Ketuhanan, dengan kewajiban melaksanakan syariat Islam bagi pemeluknya.
Dikatakannya, saat pembentukan Pancasila, Ki Bagus Hadikusumo mengusulkan perubahan pada sila pertama Pancasila, yaitu dengan mengganti kata pemeluk-pemeluknya menjadi Tuhan Yang Maha Esa.
“Itu lebih kuat, itulah Wasatiyah Islam. dalam beragama jangan berlebih-lebihan apalagi dalam menjalankan agama yang tidak diajarkan,” tegasnya.
Dia juga menyampaikan bahwa, selain ada di Al-Qur’an dan Al-Hadis, Wasatiyyat Islam sudah banyak disebutkan para ulama klasik, mereka menyebutnya al-aqidah al-wasithiyah.
“Wasathiyat itu tidak melebih-lebihkan dan mengurang-ngurangi. Artinya, jangan berlebih-lebihan apalagi melakukan yang tidak diajarkan Rasulullah Saw, dan tidak dikurang-kurangi yang jadinya menganggap beragama itu mudah,” katanya.
Sebelumnya, Prof Din merasa bahagia dapat kembali di Kota Medan ini dan menyaksikan UMSU mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat membanggakan.
“Begitu meninjau lahan kampus terpadu, saya rasa ini akan menjadi kampus yang indah di kalangan universitas di Indonesia. Melihat video 3d tempat muktamar ke 49 Muhammadiyah dan Aisyiyah ini luar biasa Rektor UMSU,” katanya.
Sebelumnya, Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani, MAP dalam kesempatan ini menyampaikan progress kampus terpadu UMSU dan Lokasi Mukhtamar yang sedang dibangun. Kemudian, dia mengatakan bahwa Prof. Din sangat memotivasi UMSU untuk terus berkembang.
“Saya masih ingat salah satu motivasi dan pendorong pada saat itu, Pak Din bilang UMSU harus mengembangkan infrastruktur, dulu UMSU hanya ada di Muchtar Basri dan Jalan Denai. Kemudian UMSU dengan semangat membangun gedung pascasarjana pada tahun 2013 hingga tahun 2015 gedung diresmikan oleh Pak Din,” ujar Prof. Agussani.
Prof. Agussani mengatakan pada penyelenggaraan muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-49 nanti lokasinya tidak lagi berjauhan. Harapannya gedung yang akan digunakan nantinya bisa selesai tepat waktu.
Sementara itu, Ketua PWM Sumatera Utara Prof. Dr. H. Hasyimsyah Nasution, MA mengucapkan terima kasih atas kehadiran Prof. Din Syamsuddin di UMSU, “Tentu dukungan ini sama-sama akan memperlancar penyelenggaraan Muktamar,” ujarnya.
Dia juga menceritakan, pengalaman saat menjadi mahasiswa yang belajar dengan Din Syamsuddin sebagai dosen.
Penandatanganan MoU
Kuliah umum ditandai dengan penandatanganan MoU k antara UMSU dan Bank Danamon Syari’ah terkait Digitalisasi dan Solusi Keuangan Syariah.
Panandatanganan berkas moU dilakukan langsung oleh Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani, MAP dan Direktur Bank Danamon Syari’ah Herry Hykmanto disaksikan oleh Prof. Din Syamsuddin, MA selaku Ketua Dewan Pengawas Syariah Bank Danamon, Ketua Umum PWM Sumut Prof. Dr. H. Hasyimsyah Nasution, MA dan BPH UMSU Dr. H. Bahril Datuk, M.M.
“Kerja sama ini tindak lanjut dari hubungan baik yang telah terjalin dari tahun 2012. Kami berharap dapat terus memberikan dukungan khususnya dalam Pembangunan auditorium. Mudah-mudahan kerja sama ini dapat berjalan optimal,” harap Direktur Bank Danamon Syari’ah.
Turut hadir pada kegiatan ini, Ketua MUI Sumut Prof. Dr. H. Hasan Bakti Nasution, M.A, Ketua PWM Sumatera Utara Prof. Dr. H. Hasyimsyah Nasution, MA, Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sumatera Utara, Badan Pembina Harian UMSU, Para Wakil Rektor UMSU, Regional Head Sumatera Bank Danamon Riana, Syariah Funding Business Head Merci Santi Adriani, Syariah Assurance Head, Iqbal Maulana, Ketua MUI Kota Medan Dr. H. Hasan Matsum, M.Ag, Para Tokoh Agama Sumatera Utara, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Dan Pimpinan Daerah Aisyiyah, PCM dan PCA Se-Kota Medan, Dekan Dan Wakil Dekan UMSU, Kepala Biro, Badan, Pusat, Lembaga Dan Unit di lingkungan UMSU. (*)