TAJDID.ID || Dalam sesi kedua Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS) VII Pesantren Muhammadiyah, KH. Dr. Tafsir, M.Ag, memberikan wejangan yang kuat dan penuh makna di hadapan para peserta. Tema besar dari RAKORNAS ini adalah “Membangun Kemandirian Pesantren Muhammadiyah melalui Pendaayagunaan Wakaf dan Pengembangan Ekonomi,” beliau menyoroti pentingnya kemandirian ekonomi pesantren sebagai salah satu solusi menghadapi tantangan zaman.
Mengawali ceramahnya, KH. Dr. Tafsir menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi masyarakat yang masih dilanda kesengsaraan, terutama dalam hal ketersediaan lapangan kerja. Beliau menekankan bahwa Muhammadiyah, sebagai organisasi besar dengan pengaruh yang luas, memiliki tanggung jawab untuk turut andil dalam menyelamatkan keadaan ini.
“Muhammadiyah harus berperan aktif dalam membuka peluang kerja”, ujar Kiyai Tafsir dengan seksama.l, Selasa (27/8).
Salah satu solusi yang ditawarkan oleh Kiyai Tafsir adalah perlunya pendekatan baru dalam pendidikan santri. Beliau mengajak para pimpinan pesantren untuk tidak hanya fokus membawa santri ke masjid atau rumah tahfidz, tetapi juga memperkenalkan mereka ke dunia ekonomi.
“Kita harus mengajak santri ke pasar. Mereka perlu memahami dinamika ekonomi, dengan tujuan untuk berkontribusi lebih besar kepada masyarakat,” ucapnya.
Lebih lanjut, Kiyai Tafsir juga menyoroti pentingnya keseimbangan antara kejujuran dan profesionalisme. Menurut beliau, banyak orang yang jujur namun tidak profesional, dan ini merupakan tantangan yang harus dihadapi.
“Kejujuran saja tidak cukup. Kita harus membudayakan menjadi seorang yang profesional dalam setiap langkah yang diambil,” tuturnya.
Pesan yang mendalam juga disampaikan oleh Kiyai Tafsir terkait kehidupan dunia yang singkat namun sangat menentukan nasib di akhirat.
Beliau mengingatkan para peserta bahwa dunia adalah tempat ujian yang akan menentukan surga atau neraka di masa depan. Oleh karena itu, pendidikan santri tidak hanya berorientasi pada ibadah semata, tetapi juga harus mencakup aspek-aspek kehidupan yang lebih luas, termasuk ekonomi.
Di akhir ceramahnya, Kiyai Tafsir mengajak seluruh pimpinan pesantren Muhammadiyah untuk terus berinovasi dan memanfaatkan potensi wakaf serta pengembangan ekonomi sebagai pilar kemandirian. Beliau optimis, dengan langkah-langkah ini, pesantren Muhammadiyah akan mampu berdiri kokoh dan memberikan kontribusi dalam segi kemandirian ekonomi persyarikatan lebih khusus dalam pesantren.
RAKORNAS VII Pesantren Muhammadiyah yang digelar di Edutorium UMS ini menjadi momentum penting dalam merumuskan strategi-strategi baru bagi pengembangan pesantren di masa depan.
Wejangan Kiyai Tafsir malam itu menjadi salah satu pemandu arah bagi perjuangan untuk memperkuat kemandirian pesantren Muhammadiyah di masa kini dan masa depan kelak. (*)
✒️ Alvin Qodri Lazuardy