TAJDID.ID~Yogyakarta || Para pemimpin itu mesti mampu melaksanakan shalat secara khusyuk. Bukan hanya rajin, tapi kualitas salatnya juga harus dipelihara. Hal tersebut berdasarkan ayat 1-2 surat Al Mu’minun dalam Al-Qur’an, yang menggambarkan ciri-ciri orang mukmin yang beruntung.
Demikian pesan yang disampaikan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Busyro Muqoddas, dalam Kuliah Tujuh Menit bakda salat zuhur di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta pada Rabu (29/11).
Dikutip dari laman muhammadiyah.or.id, menurut Busyro, Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1962-1964 Ahmad Badawi memberikan contoh yang sangat baik dalam mengajarkan shalat kepada anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).
Busyro menuturkan, Ahmad Badawi ini tidak hanya mengajarkan secara teknis mulai dari wudhu hingga salam, tetapi juga menjelaskan makna terdalam dari salat khusyuk. Bagi Ahmad Badawi, shalat khusyuk bukan sekadar kewajiban ritual, tetapi sebuah ibadah yang mampu menggetarkan hati.
“Setelah melaksanakan salat khusyuk, suasana batin seseorang menjadi tenang karena pikirannya selalu mengingat Allah SWT, dan dia memusatkan seluruh pikiran serta panca inderanya untuk bermunajat kepada-Nya,” kata Busyro.
Lebih lanjut, Busyro menyampaikan bahwa shalat khusyuk memiliki dampak sosial yang signifikan. Individu yang melaksanakan salat dengan khusyuk akan menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna, sebagaimana tertulis dalam surat Al-Mu’minun ayat 3. Mereka juga akan menjauhkan diri dari perbuatan asusila, sesuai dengan ayat 5 dari surat yang sama. Bagi para pemimpin yang mampu melaksanakan salat khusyuk, mereka diharapkan akan menepati janji dan menjalankan amanah, sesuai dengan ayat 8 surat Al-Mu’minun.
“Orang-orang yang melaksanakan shalatnya dengan khusyuk, jika diberi amanah, dan ia akan senantiasa takut jika telah berjanji malah khianat,” jelas Busyro. Pemeliharaan kualitas shalat, menurutnya, bukan hanya mencerminkan hubungan pribadi dengan Allah, tetapi juga memiliki dampak positif yang dapat dirasakan oleh masyarakat secara keseluruhan.
Dengan demikian, pesan dari Busyro Muqoddas ini begitu mendalam. Bagi Busyro, kualitas salat khusyuk adalah fondasi utama yang tidak hanya menciptakan pemimpin yang bertanggung jawab, tetapi juga menjelma menjadi sosok yang terhindar dari khianat dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai amanah.
“Semoga pemimpin Indonesia di masa depan mampu melaksanakan shalat secara khusyuk,” ujurnya. (*)