Hadirin yang kami hormati!
Muhammadiyah dalam Milad ke-111 mengangkat tema “Ikhtiar Menyelematkan Semesta”. Penyelamatan semesta berkaitan dengan segala usaha Muhammadiyah membangun kehidupan yang menyelamatkan dan tidak menghancurkan kehidupan. Penyelamatan semesta itu berbasis nilai-nilai agama yang rahmatan lil-‘alamin di dunia nyata.
Agama Islam itu tegak dengan tujuan syariat atau “maqashid asy-syari’ah” untuk menjaga agama (hifdz al-din), menjaga jiwa (hifdz al-nafs), menjaga keturunan (hifdz al-nasl), menjaga harta (hifdz al-mal), dan menjaga akal (hifdz aql). Bersamaan dengan Milad, Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menyelenggarakan “Global Forum for Climate Movement: Promoting Green Culture and Cooperation“. Melalui forum internasional itu kami suarakan agar seluruh umat manusia menjaga alam semesta. Menjaga semesta atau “hifdz al-‘alam” menjadi dimensi keenam dari “Maqashidu asy-Syari’ah”.
Keprihatinan Muhammadiyah atas masalah-masalah bangsa juga wujud dari ikhtiar mewujudkan “Baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafur”. Negeri yang baik, damai, bermartabat, dan berkemajuan di segala bidang kehidupan sekaligus terhindar dari segala bentuk bencana kemanusiaan, bencana alam, dan bencana peradaban. Mari gerakkan kesadaran kolektif agar manusia tidak menjadi aktor perusak semesta sebagaimana peringatan Allah:
Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (QS. Ar-Rum: 41).
Karena itu ikhtiar Muhammadiyah dalam membela Palestina dan mengutuk imperalisme dan kolonialisme Zionis Israel, antara lain karena tekad menyelamatkan kehidupan manusia dan alam semesta. Di samping karena terpanggil oleh konstitusi, “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan”. Sungguh ironi bahwa di dunia modern abad ke-21 di mana demokrasi, hak asasi manusia, kebebasan, dan kedaulatan dijunjungtinggi justru masih terjadi agresi dan penjajahan yang menghancurkan jiwa manusia dan lingkungan semesta.
Muhammadiyah dalam Milad ke-111 ini juga terus berikhtiar mencerahkan semesta di kancah global. Gerak internasionalisasi Muhammadiyah terus dikembangkan dan diperluas secara tersistem. Muhammadiyah selain memperluas amal usaha di luar negeri, juga terus memperjuangkan terwujudnya Kalender Islam Global Unifikasi. Gerak internasionalisasi itu merupakan wujud dari kosmopolitanisme Islam berbasis Surat Al-Hujarat 13.
Akhirnya melalui pidato Milad ini kami Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan terimakasih yang sedalam- dalamnya atas segala kiprah dan pemgkhidmatan tak kenal lelah dari seluruh anggota, kader, dan pimpinan di segenap lingkungan di tanah air maupun mancamegara. Bagi anggota dan penggerak Muhammadiyah di manapun berada yang sedang sakit dan terkena musibah kami do’akan diberi kesembuhan dan keringanan oleh Allah Yang Maha Rahman dan Rahim. Tanpa perjuangan ikhlas seluruh anggota dan penggerak yang berkhidmat sepenuh jiwa-raga itu maka Muhammadiyah tidak akan menjadi organisasi Islam berkemajuan yang terbesar seperti sekarang ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkah, rahmat, ridha, dan anugerah-Nya bagi Muhammadiyah, kaum muslimin, bangsa Indonesia, dan seluruh umat manusia di muka bumi yang senantiasa berimah kepada-Nya. Nashrun min Allah wa fathun qatib. (*)