TAJDID.ID~OKU Timur Sumsel || Pelatihan sistem pengendalian hama terpadu dengan pengendalian hayati dari Dinas Pertanian OKU Timur sukses diselenggarakan di Balai Penyuluhan Pertanian Belitang Madang Raya, Desa Pelita Jaya, Kecamatan Belitang Madang Raya, Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan pada Rabu (18/10/2023).
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wastono, S.P selaku Kepala Laboratorium Pengamatan dan Peramalan Hama-Penyakit Tanaman Pangan Ogan Komering Ulu Raya, Yudi Hariadi, ST., M.M selaku Kepala Seksi Penerapan Teknologi Bidang KPSDMP Dinas Pertanian OKU Timur, Sudigyo selaku Analis Pemanfaatan Teknologi Dinas Pertanian OKU Timur, Asmiyati, A.Md selaku Kasi Pendidikan dan Pelatihan Bidang KPSDMP Dinas Pertanian OKU Timur, Arifin Syajaah, S.P selaku Koordinator BPP BMR, PPL BMR diantaranya Noma Riyandi, S.P, Isnawati, S.P, Hasni,S.P, Yestieritawati, S.Pt, PPEP OKU Timur, Petani dari perwakilan Kelompok Tani di lingkungan Kecamatan Belitang Madang.
Kepala Laboratorium Pengamatan dan Peramalan Hama-Penyakit Tanaman Pangan Ogan Komering Ulu Raya, Wastono, S.P mengatakan dengan dilaksanakan pelatihan hama terpadu diharapkan terbentuknya sistem pengendalian hayati di Kecamatan Belitang Madang Raya dalam mengatasi hama tikus. Dengan membuat rumah burung hantu (burhan) di wilayah binaan tentu akan mengendalikan serangan hama tikus, menggunakan metode pengendalian hayati. Sudah banyak bukti di beberapa daerah burung hantu bermanfaat sebagai musuh alami efektif dalam pengendalian hama tikus.
“Tindak lanjut dari kegiatan bimtek ini diupayakan terbentuknya pemasangan rumah burung hantu (Rubuha) di tiap-tiap Desa, bukan sekedar hanya di Desa Pelita Jaya saja sebagai percontohan di Kecamatan BMR tetapi, bisa di getok tular di Kecamatan lain, di Kabupaten OKU Timur. Harapannya minimal 5-10 populasi burung hantu di setiap Desa, sehingga burung hantu sebagai musuh alami tikus tetap lestari. Diharapkan nantinya bertani itu aman dari serangan hama tikus, hama tikus terkendali,” ungkap Watono.
“Kita harus memotivasi petani untuk kompak dalam mengatasi hama tikus sehingga produktivitas sektor pertanian terus meningkat, bahkan kita harus jemput bola mengajak petani untuk mencoba pengendalian hama tikus dengan cara hayati menggunakan burung hantu yang terbukti di beberapa daerah efektif,” terangnya.
Koordinator BPP Belitang Madang Raya, Arifin Syajaah, S.P mengatakan dengan dilaksanakan pelatihan di BPP BMR diharapkan petani mengerti dan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh tentang pengendalian hama tikus secara hayati dengan musuh alami burung hantu bisa diterapkan ke anggota Kelompok Tani di wilayahnya. Dan harapannya personil Penyuluh Pertanian BMR bisa melakukan pendampingan, pembinaan di WKPP masing-masing agar pengendalian hayati dapat diterapkan.
“Kami bersyukur karena BPP BMR mewakili terpilih tempat dilaksanakan kegiatan dari Dinas Pertanian OKU Timur, pelatihan pengendalian hama terpadu. Dan alhamdulillah peserta sangat antusias mengikuti kegiatan bimtek pengendalian hayati dengan burung hantu, dan pemasangan Rubuha. Semoga hasil dari pelatihan dari Dinas Pertanian di BPP BMR nantinya petani bisa untuk mempraktekkan di wilayahnya sehingga nanti bisa menurunkan serangan hama tikus untuk musim tanam berikutnya,” jelas Arifin pada awak media pada Jumat (20/10/2023).
“Sesuai dengan motto BPP BMR #BergerakBerdampak sehingga bisa membangkitkan semangat untuk semua, terutama Petugas Penyuluh Pertanian dan petani,“ tegasnya.
Sementara itu, Junadi, S.P., M.M melalui Yudi Hariadi, ST., M.M selaku Kepala Seksi Penerapan Teknologi Bidang KPSDMP Dinas Pertanian OKU Timur menyampaikan apresiasi kepada BPP BMR antusias berperan aktif dalam terselenggaranya kegiatan pelatihan sistem pengendalian hama terpadu dengan pengendalian hayati sehingga kegiatan berjalan dengan baik. Diharapkan sinergi bersama dalam sosialisasi dan bimtek pengendalian hama dengan agen hayati sehingga konsep pertanian presisi dengan memperhatikan aspek ekologi dapat terlaksana.
“Diharapkan Petani lebih mandiri dalam pengendalian hama terpadu ini dengan agen hayati, sehingga Petani kita dapat mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia dalam pengendalian hama, upayakan yang ada di alam. Untuk hama tikus bisa terkendali dengan agen hayati salah satunya lestarikan burung hantu, konsepnya kembalikan dari alam sehingga nanti diharapkan ekosistem yang terbentuk terjaga, saling membutuhkan dan terjadi keseimbangan ekosistem,” ungkap Yudi pada awak media pada Jumat (20/10/2023).
“Peran aktif Penyuluh Pertanian utamanya PPEP diharapkan bisa melaksanakan sosialisasi kepada petani pendampingan dan melakukan bimbingan untuk penerapan agen hayati burung hantu dan pemasangan Rubuha di WKPP masing-masing,” terangnya.
Kemudian, Sudigyo selaku Analis Pemanfaatan Teknologi Dinas Pertanian OKU Timur mengatakan dengan adanya pelaksanaan bimtek tentang agen pengendali hayati berupa burung hantu, diharapkan petani memahami yakni, Pertama, bahwa burung hantu adalah musuh alami bagi hama tikus, burung hantu bukan hanya dilestarikan keberadaan, namun juga diberdayakan dan dimanfaatkan sebagai agen pengendali hayati dalam proses pengendalian hama tikus.
Kedua, Diharapkan juga Petani paham bagai mana cara memanfaatkan dan memberdayakan burung hantu sehingga dapat efektif dalam mengurangi hama tikus.
Ketiga, Petani memahami bahwa burung hantu adalah hewan nokturnal (aktif di malam hari) sehingga bisa petani juga bisa memberikan pemahaman kepada para petani pemelihara/pembudidaya burung walet, bahwa burung hantu bukan musuh mereka.
“Mari bersama-sama memanfaatkan kearifan lokal dalam proses budidaya tanaman yang berkelanjutan, sehingga bukan cuma meningkatkan produksi tetapi juga menjaga kelestarian alam. Mari bergerak bersama dalam pengendalian hama dengan agen hayati. Musuh alami bagi hama tikus dengan burung hantu. Maka, burhan bukan hanya dilestarikan keberadaan, namun juga diberdayakan dan dimanfaatkan sebagai agen pengendalian. Harapannya PPL dan PPEP adalah mereka mampu menyampaikan hasil bimtek ini ke seluruh wilayah binaannya dan mengajak petani menerapkan kegiatan ini agar nantinya hama tikus terkendali dan produksi padi terus meningkat,” jelas Sudigyo pada awak media pada Jumat (20/10/2023).
Sudigyo menuturkan tindak lanjut dari kegiatan bimtek tentang pengendalian hama terpadu, berupa pemanfaatan dan pemberdayaan burung hantu ini bahwa Petani bersama Petugas (PPL dan POPT) melakukan pengkajian dampak positifnya sebagai bahan untuk dijadikan acuan dalam penerapan kegiatan serupa pada tempat-tempat lain di wilayah OKU Timur. Dari data pengkajian yang diperoleh, dilanjutkan sebagai bahan laporan kepada pemerintah untuk dapat memperluas informasi melalui program serupa, keseluruh wilayah di Kabupaten OKU Timur. (Penulis: Preli Yulianto)