• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Selasa, Juli 1, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Kaderisasi Politik Muhammadiyah

Shohibul Anshor Siregar by Shohibul Anshor Siregar
2023/10/03
in Muhammadiyah, Nasional, Opini, Ulasan
0
Kaderisasi Politik Muhammadiyah

Ilustrasi.

Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Oleh: Shohibul Anshor Siregar

Tanpa diberi menu khusus tentang penajaman keterampilan politik melalui kaderisasi formal, selama ini banyak kader Muhammadiyah yang terorbit ke lembaga legislatif maupun eksekutif. Jika hal itu dapat dikategorikan sebagai salah satu bentuk sementara dari partisipasi politik, maka dapatkah itu dioptimalkan dan apa basis pemikiran untuk itu?

Terasa menjadi relevan mengajukan pertanyaan, bagaimana jika Muhammadiyah merancang kurikulum pendidikan politik sebagai bagian dari kaderisasinya?

Tidak elok kader Muhammadiyah menjadi politisi alami yang bermodalkan kecenderungan bakat belaka. Sebaliknya dengan jalan kaderisasi, kader Muhammadiyah yang terjun ke dunia politik dirancang wajib memahami nilai-nilai profetik dan determinan sejarah yang menjelaskan tujuan pendirian negara.

Perfect State in The Real State

Soekarno berkelakar meminta “selimuti jasadku kelak dengan bendera Muhammadiyah”. Soeharto pada Muktamar Aceh mengaku “saya anak didik Muhammadiyah”. Soedirman menjadi jenderal dan Panglima Angkatan Bersenjata Indonesia pertama berkat didikan Muhammadiyah.

Banyak orang terselamatkan melalui dakwah Muhammadiyah yang digerakkan oleh almarhum KH Ahmad Dahlan, baik melalui usaha-usaha formal mau pun informal dan non-formal dalam pendidikan, pemberdayaan dan pencerahan Muhammadiyah. Generasi-generasi penerus KHA Dahlan terus melancarkan dan memperluas usaha, tak terkecuali untuk mengusir penjajah dan mempersiapkan software negara Merdeka Indonesia melalui keterlibatan penuh dalam BPUPKI, PPKI dan lain-lain.

Setelah Indonesia merdeka, Muhammadiyah dan sejumlah organisasi jihadis pendiri negara itu dengan sukarela pula menyerahkan negara dan pemerintahan Indonesia merdeka itu menjadi urusan publik sembari menunjukkan trend “mundur” ke amal usaha milik sendiri yang terus menuntut pengembangan.

Akibatnya organisasi-organisasi jihadis pendiri negara termasuk Muhammadiyah terus-menerus mengalami degradasi posisi yang tajam dalam urusan politik dan pemerintahan. Bahkan banyak bukti yang menunjukkan keterpelantingan dari urusan politik karena dianggap tak kompeten atau bahkan dianggap tak sepatutnya mengurusi dunia politik.

Fenomena paling menyedihkan ialah konsekuensi politik yang memosisikan organisasi-organisasi jihadis pendiri negara itu menjadi maf’ul bih di negeri yang dimerdekakannya. Ia dianggap anti nasionalisme ketika mengeluh mengapa seorang calon pemimpin, Walikota, Bupati, Gubernur dan Presiden tak paham Islam dan cenderung hanya mengkapitalisasi status formal keislaman sebagai artikulasi politik yang malah dapat merendahkan.
Ia dituduh hendak melakukan makar untuk mendirikan khilafah ketika memperjuangkan regulasi yang mengindahkan kemaslahatan umat seperti UU jaminan produk halal yang disahkan pada masa akhir pemerintahan SBY-Budiono namun cenderung ditelantarklan oleh pemerintahan Jokowi-JK dan Jokowi-Ma’aruf.

Lebih menyedihkan tuduhan politik identitas yang begitu dahsyat untuk menakut-nakuti orang Islam dalam menjalankan kewajibannya sebagai negarawan yang bertanggungjawab untuk memastikan kemaslahatan Indonesia.

Antara Mengalter Negara dan Mengadvokasi Negara

Hingga kini Muhammadiyah masih merasa dirinya bekerja di sebuah “negara lain” dan karena itu dakwahnya banyak yang secara substantif mengalter kebijakan pemerintah. Ia terus-menerus mengembangkan lembaga pendidikan sendiri, juga amal lain dalam bidang kesehatan, sosial dan lain-lain.

Apa salahnya semua itu? Pemerintahan yang sekarang adalah lanjutan pemerintahan yang didirikan untuk Indonesia merdeka, bukan pemerintahan kolonial. Karena itu Muhammadiyah harus mengisinya seoptimal mungkin agar pemerintahan itu konsisten dengan cita-cita pendiriannya. Memang hal itu tidak mudah, karena akses yang diciptakan oleh sistim demokrasi yang dianut tak selalu ramah terhadap nilai-nilai kebangsaan dan keumatan yang dikebangkan tanpa lelah oleh Muhammadiyah.

Akhirnya terasa bahwa legalframework yang diciptakan untuk membangun sistim demokrasi dan politik itu terlembaga tanpa sedikit pun beroleh pengawasan proporsional dari Muhammadiyah. Akibatya terpaksa muncul aksi-aksi mirip pemadam kebakaran ketika Muhammadiyah menilai regulasi telah diciptakan, misalnya, untuk melindungi kejahatan korporasi yang menentang konstitusi. Banyak contoh kegagalan Muhammadiyah dalam aksi koreksional ini.

Kaderisasi Politik dan Hak Istimewa

Rancangan kaderisasi politik sangat diperlukan, dan pengarusutamaannya harus pada penanaman nilai profetik dan keterampilan dan seni (art) dalam memperjuangkan maslahat umat.

Meski sangat terlambat, Muhammadiyah tak elok terus-menerus menganggap seolah pemerintahan itu milik orang lain selain dirinya. Sejarahnya sendiri menunjukkan andil kepemilikan dan pertanggungjawaban sebagaimana ditegaskan oleh konsepsi baldah thayyibah wa rabbun gafur yang secara teknis dijelaskan dalam dokumen ringkas Dar Al Ahdi Wa Asyyahadah yang dihasilkan oleh Muktamar 47 Makassar (2015).

Lebih jauh Muhammadiyah bersama organisasi-organisasi jihadis pendiri negara sudah sangat perlu menyadari hak-hak istimewanya dalam ikut-serta penyelenggarakan pemerintahan. Bagaimana caranya?

Legalframework demokrasi dan politik Indonesia harus dirombak secara radikal sehingga memberi hak keterwakilan organisasi-organisasi jihadis pendiri negara dan organisasi berintegritas lainnya untuk direkrut ke lembaga legislatif seluruh tingkatan (Kota, Kabupaten, Provinsi dan Nasional) tanpa pemilu. Jumlahnya setara dengan jumlah legislator yang sekarang.

Dengan cara itu oligarki sebagai kendala politik Indonesia akan memiliki saingan kuat dalam merancang masa depan Indonesia. Produk legislatif kelak akan benar-benar menjadi pengejawantahan aspirasi rakyat, bukan kesepakatan partai anti demokrasi dan anti keadilan sosial dengan pemodal.

Mungkin akan ada orang yang bertanya, apakah pola itu identik dengan demokrasi? Demokrasi itu adalah apa yang kita inginkan secara legitimatif, bukan apa yang dipaksakan oleh negara dan lembaga lain seperti Amerika, PBB, UNDP, IMF. Bank Dunia dan lain-lain yang lebih melihat urusan di Indonesia sebagai kelanjutan imperialisme belaka.

Penutup

Kaderisasi bermenu keterampilan politik harus menanamkan nilai bahwa Muhammadiyah itu telah mencatatkan sejarahnya yang tak terbantahkan sebagai sebuah fenomena yang pernah menjadi perfect state in the real state di negeri Hindia Belanda. Negara sempurna di dalam sebuah realitas negara jajahan Belanda itu dengan segenap keterbatasannya melancarkan pekerjaan yang menunjukkan obligasi fungsi-fungsi negara.

Karena itu Muhammadiyah harus menganggap politik seakan riyadah orang saleh belaka yang bertujuan merealisasikan cita-cita pendirian negara. Kader Muhammadiyah wajib didorong untuk perjuangan politik dan mempersiapkannya dengan baik. (*)

Penulis adalah Dosen FISIP UMSU, Ketua LHKP PWM Sumut

 

 

Tags: #Muktamar48BALDAH THAYYIBAH WA RTABBUN GHAFURDAR AL AHDI WA ASYSYAHADAHKADER POLITIK MUHAMMADIYAHKADERISASI MUIHAMMADIYAHLEGALFRAMEWORK DEMOKRASI DAN POLITIKMAF’UL BIHmuhammadiyah dan politik
Previous Post

Spiritual Changemakers Lintas Iman dari Berbagai Wilayah di Indonesia Siap menjadi Pembaharu dalam Perubahan Lingkungan

Next Post

Simetri: Kesempurnaan Alam dan Keindahan Sains

Related Posts

Paradoks Kepemimpinan dalam Eforia Pilkada

Paradoks Kepemimpinan dalam Eforia Pilkada

24 November 2024
146
LHKP Gelar Bedah Buku “Parmusi: Pergulatan Muhammadiyah dalam Partai Politik 1966-1971” Karya Ridho Al-Hamdi

LHKP Gelar Bedah Buku “Parmusi: Pergulatan Muhammadiyah dalam Partai Politik 1966-1971” Karya Ridho Al-Hamdi

20 November 2024
139
Beberapa Hal Prinsip tentang Politik menurut Muhammadiyah

Beberapa Hal Prinsip tentang Politik menurut Muhammadiyah

27 Mei 2024
191
Busyro Muqoddas: Karakter Muhammadiyah itu Memberi, Tidak Meminta Apalagi Mengemis kepada Pemerintah

Busyro Usulkan untuk Copot Kader yang Sudah Tidak Sesuai dengan Misi Dakwah Muhammadiyah

25 Maret 2024
248
Diaspora Kader Muhammadiyah, Shohibul: Figur yang Diorbitkan Didasarkan Kriteria Ketat

Diaspora Kader Muhammadiyah, Shohibul: Figur yang Diorbitkan Didasarkan Kriteria Ketat

22 Desember 2023
218
Tiga Agenda Tetap Konflik Kepartaian

LSI Denny JA Sebut Warga Muhammadiyah Dominan Pilih Pasangan Ganjar-Mahfud, Shohibul: Tendensi Potretannya Tidak Merepresentasikan Aspirasi Indonesia

26 Oktober 2023
208
Next Post
Simetri: Kesempurnaan Alam dan Keindahan Sains

Simetri: Kesempurnaan Alam dan Keindahan Sains

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In