TAJDID.ID~Medan || Dosen Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Drs. Hasanuddin, M.A., Dr. Nurzannah, M.Ag. dan Dr. Amini, S.Ag., M.Pd., mengadakan Pengabdian Masyarakat dalam bentuk pelatihan tentang “Parenting Bernuansa Wasathiyah Dalam Membangun Nilai-Nilai Moderasi Beragama”, bagi guru-guru di TK Aisyiyah Kota Medan, Kamis (13/9/2023).
Kegiatan pelatihan yang merupakan bagian dari Program Kemitraan Pengembangan Muhammadiyah (PKPM) ini dipandu oleh Rizki Fadillah Siregar dan dihadiri Ketua Pengabdian LPPM UMSU, Nurman Gingting, S.Pd.I., M.Pd.,.
Sementara yang tampil sebagai narasuber adalah Prof. Dr. Mardianto, M.Pd, Guru Besar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sumatera Utara.
Dalam sambutannyanya Nurman Ginting menyampaikan, bahwa saat ini sangat penting untuk mengedukasi guru-guru dalam pemahaman moderasi beragama.
“Karena guru merupakan pondasi dalam memberikan edukasi beragama kepada anak didiknya. Terlebih saat ini banyak konflik yang terjadi terkait isu-isu agama,” turtur Nurman Ginting yang juga Dosen FAI UMSU ini.
Setelah kata sambutan, kemudian acara dibuka oleh Ketua Majelis PAUD Dasmen Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Medan, Fitri Wijayawati, S.Psi., M.Pd..
Dalam sambutannya beliau berharap setelah adanya pelatihan parenting dengan nuansa wasathiyah dalam membangung nilai-nilai moderasi beragama ini, guru-guru juga dapat mengajarkan kepada anak-anak didiknya, meskipun dalam bentuk yang paling sederhana.
“Karena, saat ini semakin banyak masyarakat yang mudah terpengaruh dengan issue-isue agama, maka untuk itu, sebagai guru TK Aisyiyah, diharapkan dapat mengajarkan tentang moderasi beragama pada anak-anak didiknya, sehingga dapat menimalisir isue-isue konflik agama sejak dini,” jelas Fitri Wijayawati.
Dalam pemamparan materi, Prof. Dr. Mardianto, M.Pd menyampaikan bahwa guru harus terus melakukan update informasi terkait dengan apa yang diajarkan. “Maka Ketika guru tidak melakukan upgrade tentang keilmuan yang mereka ajarkan, tentunya akan tertinggal dengan kemajuan zaman,” jelasnya.
Lebih lanjut Dekan FITK UIN Sumut ini mengumpamakan ‘hati guru’ seperti ‘air laut’.
“Buatlah hati guru seperti air laut, kapal siar yang indak masuk ke laut, kapal kayu masuk ke laut, sampah masuk ke laut, bahkan kotoran masuk ke laut, akan tetapi laut tak pernah menolak. Air laut bahkan menjadi asin, tetapi airnya tetap suci lagi mensucikan.” ungkapnya.
Setelah pemaparan yang dilakukan oleh pemateri, kemudian dilanjutkan dengan diskusi antara pemateri dan peserta tentang Parenting Bernuansa Wasathiyah Dalam Membangun Nilai-Nilai Moderasi Beragama. (*)