Oleh: Shohibul Anshor Siregar
Muktamar itu akan dibuka oleh seseorang dari Solo, penguasa nasional yang minta tambuh atas dasar big data seorang Batak dari Balige;
Walikota di situ adalah anak dari si pembuka muktamar, yang naik kelas tiba-tba menjadi politisi berfasilitas amat sangat empuk atas nama silsilah belaka. Ini dapat menjadi sebuah peluang untuk pemupukan legitimasi dinasti lewat perhelatan tertinggi organisasi Muhammadiyah yang berdiri sejak 1912 ini. Setidaknya PSI sudah menyebutnya cocok untuk DKI 1 pengganti Anies Baswedan. Akan ada nanti yang mengatasnamakan rakyat bahwa ia pun cocok menjadi Wapres RI atau bahkan Presiden RI pengganti bapaknya itu.
Kemudian, Gubernur di situ adalah kader partai termerah sepanjang masa. Gubernur Jawa Tengah ini membawahkan sejumlah Kabupaten dan Kota, salah satunya Solo atau nama sesungguhnya Surakarta. Pentas Muktamar akan menjadi peluang besar baginya dan secara gratis memperjuat popularitas dan elektabilitas untuk Pilpres 2024;
Tiga “petugas partai” paling merah di Indonesia beroleh mimbar gratis dalam Muktamar. Berat langkah menuju Solo. (*)
Penulis adalah Ketua LHKP PW Muhammadiyah Sumut