TAJDID.ID~Pasuruan || Sebagai upaya untuk peningkatan kapasitas relawan dalam penanganan darurat bencana, Lembaha Lingkungan Hidup dan Penanggulanagn Bencana Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (LLHPB PWA) Jawa Timur, Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) bersinergi menggelar Diklat Manajemen Kebencanaan dan Simulasi Dapur Umum.
Manajemen dapur umum menjadi salah satu keterampilan yang perlu dimiliki relawan sebagai bekal ketika diterjunkan di daerah bencana.
Di samping itu, dapur umum menjadi salah satu bagian penting ketika terjadi bencana terutama menyiapkan makanan siap saji untuk warga terdampak bencana.
Kegiatan ini dilaksanakan di Aisyiyah Training Center Kabupaten Pasuruan pada Sabtu (10/9/2022). Diikuti 32 peserta yang merupakan perwakilan dari Kabupaten Probolinggo, Pasuruan dan Malang Raya.
Pada pelatihan ini, LLHPB Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur mengirim 6 orang anggotanya untuk mensukseskan acara tersebut.
Peserta pelatihan dibekali pengetahuan tentang bagaimana melakukan persiapan dalam pengolahan menu di dapur umum hingga pendistribusian ke warga terdampak bencana.
Ketua LLHPB PWA Jawa Timur, Nur Cholifah menyampaikan, kegiatan ini dimaksudkan agar para relawan dapat dilibatkan di dapur umum saat ada kejadian bencana alam dan tahu tupoksi sehingga bisa maksimal dalam membantu warga terdampak bencana.
Lebih lanjut dia mengatakan, dalam situasi bencana dapur umum harus mampu memberikan pelayanan yang terbaik dengan tetap memperhatikan makanan yang akan disajikan dengan cepat dan tepat.
“Alhamdulillah sinergi program LLHPB, MDMC juga Lazismu Jawa Timur diklat sehari manajemen kebencanaan dan simulasi dapur umum food truck KARJIMAN kendara saji makanan hari ini berjalan lancar,”ucapnya
Ketua LLHPB PWA Jawa Timur menambahkan, kegiatan dibiayai Lazismu Jatim, mulai dari bahan untuk simulasi memasak seperti iga, beras, kornet, rendang, mie helti, makroni dan krupuk.
“Dan simulasinya di beri waktu 1 jam harus ready. Jadinya seru waktu pembagian tugasnya ada yang merajang, goreng tempe, telor, krupuk dan buat mie,”ungkapnya.
Dalam diklat ini, metode yang digunakan adalah edukasi, diskusi dan studi lapangan. Dalam praktek studi lapangan, peserta diberi tugas untuk melaksanakan dapur umum mulai dari mempersiapkan peralatan, bahan yang akan dimasak hingga pendistribusian. Alhasil peserta dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan lancar. (*)
Kontributor: Iwan Abdul Gani