TAJDID.ID || Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir menyebut kaum perempuan memiliki peluang untuk memimpin Muhammadiyah.
Menurut Anggota Panitia Muktamar Ke-48 Muhammadiyah ini, Muhammadiyah mengizinkan kader perempuan untuk dicalonkan sebagai Ketua PP Muhammadiyah kendati organisasi ini juga sudah menaungi perempuan dalam wadah organisasi otonom bernama ‘Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah.
“Soal terpilih atau tidak, itu soal lain. Yang jelas Muhammadiyah membolehkan perempuan memimpin Muhammadiyah,” kata Tafsir dalam jumpa pers di Kantor PWM Jateng, Semarang, Selasa (6/9) dikutip dari laman muhammadiyah.or.id.
Namun, lanjut Tafsir, di dalam tradisi Muhammadiyah, kader tidak diperkenankan untuk mencalonkan diri sebagai pengurus pusat, melainkan harus ada pihak lain yang mencalonkan.
Berbeda dengan Muktamar sebelumnya yang menggunakan sistem contreng manual di atas kertas, pemilihan pada Muktamar yang digelar pada 18-20 November 2022 nanti akan menggunakan sistem elektronik (e-voting).
Penggunaan e-voting tersebut dimulai ketika peserta memilih 39 calon, yang kemudian dibawa ke Muktamar untuk dipilih 13 nama yang nantinya menempati posisi struktur Pimpinan Pusat. Ke-13 orang terpilih kemudian bersidang dan menetapkan Ketua Umum PP Muhammadiyah. Jadi, peraih suara terbanyak belum tentu menjadi ketua umum.
Dari sisi lama penyelenggaraan, menurut Tafsir, Muktamar di Solo merupakan yang tersingkat karena efektif hanya 2 hari, padahal sebelumnya 5 hari.
“Ini semacam muktamar jamak qashar (diringkas) karena pandemi belum sepenuhnya berlalu,” katanya.
Diungkapkannya, Muktamar ini bakal diikuti sekira 5.000 peserta, sedangkan jumlah penggembira diperkirakan lebih dari satu juta orang. Dari Sulawesi saja, katanya, ada yang mencarter kapal-kapal laut dengan mengangkut sekitar 15.000 penggembira.
Sementara itu, laporan yang diterima panitia, rata-rata cabang (pengurus tingkat kecamatan) akan memberangkatkan 5-10 bus ke Solo. Padahal, katanya, di Jateng saja ada 570 pengurus cabang Muhammadiyah.
Ia menambahkan bahwa risalah “Islam Berkemajuan” yang belakangan ini kerap digaungkan ormas ini, juga akan dirumuskan dan disahkan dalam Muktamar mendatang. Menurut rencana, Presiden Joko Widodo bakal membuka muktamar tersebut, sedangkan yang menutup adalah Wapres Ma’ruf Amin. (*)