TAJDID.ID~Medan || Dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia, 26 Juli 2022, Wakil ketua Pimpinan Wilayah Himpunan Mahasiswa Al-Washliyah Sumatera Utara (PW HIMMAH Sumut), Ilham Fauji Munthe mengajak masyarakat Indonesia bersama-sama menjaga atau melindungi hutan mangrove.
“Karna hutan mengrove ini sangat penting bagi masyarakat terutama masyarakat pesisir karena dengan adanya hutan mangrove ini dapat melindungi kita dari bencana seperti tsunami, badai, dan lain-lain. Dan juga banyak biota yang ada di ekosistem mangrove ini apabila ekosistem mangrove mengalami kerusakan maka akan berdampak buruk pada biota yang ada di ekosistem mangrove tersebut,” ujar Ilham.
Di samping itu, Ilham mengingatkan BPDASHL yang ada di Sumatera Utara yakni BPDASHL Wampu Sei Ular dan BPDASHL Asahan Barumun agar bekerja maksimal, tidak menyalahgunakan jabatannya terkhusus mengenai program Padat Karya untuk Percepatan Ekonomi Nasional (PEN) dengan restorasi penanaman mangrove yang diluncurkan Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo melalui Perpres Nomor 20 Tahun 2020, tentang Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) pada April 2021 lalu.
“Kita harus bersyukur atas program yang telah digagas oleh Presiden Jokowi ini sangatlah penting untuk Indonesia dan seluruh dunia. Ini adalah program restorasi mangrove terbesar di dunia, oleh karena itu kita salut atas usaha dari pemerintah Indonesia dan patut di apresiasi upaya pemerintah untuk melakukan rehabilitasi hutan mangrove,” ucap ilham
Lanjut ilham, Provinsi Sumut mendapat kegiatan rehabilitasi Mangrove dengan target seluas 11.600 hektare dengan memakan anggaran yang sangat besar. 5.000 hektare dilaksanakan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Wampu Sei Ular dan 6.600 hektare dilaksanakan BPDAS Asahan Barumun dengan pola padat karya mengacu SK.140/Menlhk/Setjen/DAS.0/4/2021.
“BPDASHL di Sumut jangan mensia-siakan program ini. BPDASHL harus melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan, cross check kelapangan sudah tertanam semua gak bibit mangrovenya atau asal tanam saja, sudah sesuai lokasi gak penanamannya, cobak cek ada gak plang kegiatannya, dan BPDASHL harus terbuka ke publik realisasi anggaran rehabilitasinya,” tegasnya.
“Karena banyak kami mendengar isu miring tentang kegiatan ini, dugaan penanaman tidak sesuai lokasi, banyak penanaman yang asal tanam, tidak ditemukan nya plang kegiatan, banyak mangrove yang mati, banyak bibit yang tidak tertanam,” imbuhnya.
Diakhir Ilham menyampaikan kami dari Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH) Sumatera Utara siap turun langsung bersama BPDASHL mengcrosscheck kebenaran isu miring tersebut agar semuanya jelas dan terang benderang tidak menjadi fitnah. (*)