TAJDID.ID~Tuban || Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Kabupaten Tuban selenggarakan Kajian Kebangsaan di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kabupaten Tuban. Kamis (7/7/2022).
Kegiatan dengan mengusung tema “Kebangsaan dan Kontestasi 2024” tersebut dihadiri oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Tuban Nurul Yakin beserta perwakilan dari Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah se-Kabupaten Tuban.
Dalam sambutannya Nurul Yakin mengatakan, diaspora politik sebenarnya secara tekstual memang masih perlu dibicarakan lagi, mengingat ideologi Muhammadiyah yang bisa dianggap di zaman ini adalah ideologi langit.
Selain itu, bahwa Muhammadiyah harus bisa menerapkan tiga teologi muhammadiyah, terutama teologi Al Ma’un.
“Selain Diaspora politik, Muhammadiyah harus bisa menerapkan Teologis Muhammadiyah. Hal ini sebagai bentuk acuan serta norma di Muhammadiyah yang terinspirasikan dari nilai-nilai Al Qur’an dan As-Sunnah,”ujarnya
“Untuk menggerakkan dan memberikan arah bagi langkah-langkah yang dijalankan oleh pengurus maupun anggota Muhammadiyah.”imbuhnya.
Dalam kajian Kebangsaan dan Kontestasi 2024 yang dikoordinir langsung oleh Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Tuban tersebut membahas terkait polarisasi diaspora kader Muhammadiyah ke ranah yang selama ini dianggap tabu yaitu Politik.
Perlunya diaspora politik kader muhammadiyah adalah sebagai ikhtiar kader dalam menghidupi muhammadiyah.
Perlu di pertegas lagi bahwa melalui otoritas pemerintahan, dakwah Muhammadiyah baru bisa berjalan. Karena pemerintahan memiliki andil yang cukup besar baik dari aspek power, follower maupun tindakan hukum lainya.
Oleh karenanya, menjaga keseimbangan dakwah harus dibersamai dengan dakwah nahi munkar melalui diaspora politik.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur Bidang Hikmah dan Hubungan antar Lembaga, Ainul Muttaqin yang menjadi narasumber saat itu menjelaskan ada beberapa poin penting yang perlu diperhatikan. Salah satunya yaitu Muhammadiyah adalah organisasi masyarakat yang bisa dikatakan tertua, tetapi perkembangannya bisa dikatakan lambat, sebab selama ini muhammadiyah bisa dikatakan apolitik.
Ainul mengatakan bahwa Jihad muhammadiyah sangatlah penting, Muhammadiyah harus berani mengambil peran dalam kontestasi 2024.
“Jihad politik itu baik. Jika memang tidak berani mencalonkan diri, setidaknya bisa memberikan manfaat yang besar untuk persyarikatan”pungkasnya. (*)
Kontributor: Endang/Iwan A Gani