TAJDID.ID~Surakarta || Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 1999-2004, Prof Amien Rais menyampaikan kritik kepada PP Muhammadiyah yang kurang berani mengatakan yang haq itu haq dan yang bathil itu bathil kepada rezim penguasa.
“Kadang-kadang untuk mengatakan yang haq itu haq dan yang bathil itu bathil itu jarang. Pada hal dalam al-Qur’an dan Hadits syahih ditegaskan, kalau tidak bisa dengan badan dan tangan kita, paling tidak dengan lisan kita. Tapi itu pun jarang kita dengar, ” ujar Amien Rais dalam Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah di UMS, Senin (30/5). yang disiarkan lewat yuotube.
Terkait hal ini, Amin mengungkapkan bahwa dirinya pernah melontarkan kritik kepada PP Muhammadiyah agar jangan terlalu sering keluar-masuk istana.
“Bahkan saya pernah menyampaikan kritik ke dalam, janganlah PP Muhammadiyah terlalu sering keluar masuk istana. Jangan,” kata Amien Rais.
Amien menjelaskan, kalau terlalu sering keluar-masuk istana itu ada dampaknya terhadap organisasi.
“Dalam kenyataan istana tidak bodoh. Setiap tamu yang datang disiapkan di istana itu disiapkan ruang meet the press, dan hampir standart siapapun yang kesana, bukan Muhammadiyah saja, pasti mengatakan kami mengucapkan terimakasih meskipun di tengah-tengah kesibukan Bapak Presiden tapi beliau berkenan menerima kami-kami ini. Adapun yang disampaikan Bapak Prsiden, pertama satu, dua, tiga, empat, lima dan seterusnya,” kata Amien.
“Saya kira istana tersenyum agak sedikit geli barangkali. Jadi gak usah makai jubir yang ini dan itu, tapi secara tidak langsung kita sudah menjurubicarai wacana yang dipikirkan presiden. Jadi, ini mohon tidak diulangi untuk pimpinan Muhammadiyah yang akan datang,” imbuhnya.
Amien pun membandingkan PP Muhammadiyah di masa kepemimpinannya sebagai ketua umum. Ia mengatakan hanya bertemu dengan presiden Soeharto ketika meminta untuk hadir di muktamar.
“Saya dulu ketemu presiden ya, ketika minta presiden mendatangi muktamar. Karena muktamar kalau tidak didatangi presiden itu lantas lucu,” tuturnya.
Dia menegaskan Muhammadiyah harus menjadi organisasi yang independen dan berdaulat, sehingga tidak mudah diintervensi oleh siapapun. Amien mengingatkan dunia Islam saat ini sedang semrawut.
“Muhammadiyah sebisa mungkin independen secara domestik, harus berdaulat dan emoh diintervensi dan emoh dicampurtangani pihak luar, walaupun itu dari pemerintah yang sedang berkuasa,” tegasnya. (*)