TAJDID.ID-Belawan || Banjir rob yang semakin mengganas menerjang wiayah kota Belawan dan sekitanya telah menenggelamkan hampir 95 persen daratan yang ada. Dalam beberapa hari ini masyarakat merasakan keresahan dan penderitaan karena banyak diantaranya tidak dapat beraktivitas secara ekonomi dan harus pula berjibaku untuk membentengi rumahnya agar air laut jangan sampai masuk kedalam rumah, dan sebagian lainnya pasrah harus kerja ekstra menguras air laut yang masuk kedalam rumah, menjaga barang-barang rumah tangga serta menjaga anak anak balita agar tidak sampai menjadi korban seperti kasus yang telah terjadi sebelumnya.
Situasi ini membuat salah satu elemen organisasi masyarakat Forum Anak Belawan Bersatu (FABB) merasa kecewa terhadap Pimpinan Pemko Medan dan Provinsi Sumut yang terkesan lambat dalam mengentaskan persoalan yang telah terjadi bilangan tahun ini, sehingga berencana akan melakukan Aksi Massa yang lebih besar lagi dari yang pernah dilakukan sebelumnya.
Ketua Umum FABB, R. Khairil Chaniago mengutarakan akan segera melakukan konsolidasi secara terpadu untuk mengerahkan ribuan massa aksi untuk menuntut lambannya kinerja pemerintah dalam menuntaskan Banjir Rob di Belawan dan sekitarnya.
Diungkapkannya, target massa aksi yang akan turun dalam “Aksi Peduli Rakyat Pesisir” di targetkan sebanyak 10 ribu orang dengan skema aksi Longmarc di sepanjang jalan utama kota Belawan dan parade orasi di Jalan Tol Belmera, Belawan.
“Jika selama ini kota Belawan tenggelam oleh air pasang laut, maka nanti kami akan tenggelamkan jalan tol Belmera dengan massa aksi. saya berjanji akan membuat jalan tol menjadi lautan manusia dari warga belawan dan sekitarnya yang selama ini suara dan harapannya telah terpasung oleh janji- janji pemerintah yang tak kunjung di tepati,” ujar Khairil Chaniago, Rabu (18/5).
Khairil Chaniago lebih kanjut menjelaskan, terkait rencana itu pihaknya telah mekakukan konsolidasi kepada beberapa pimpinan simpul masyarakat baik yang ada di belawan maupun kecamatan terdampak lainnya dan sudah mendapat dukunganyang signifikan.
“Koordinasi dengan para Tokoh Gerakan Nasional juga sedang di rajut agar mereka juga dapat ikut hadir dalam aksi massa yang direncanakan,” kata Khairil Chaniago.
Khairil memaparkan, bahwa sebenarnya ada beberapa solusi yang sudah mereka tawarkan kepada pemerintah dan semuanya tercantum di dalam 6 (enam) Tuntutan Masyarakat Belawan yang sudah disampaikan kepada Gubernur Sumut dan Walikota Medan dalam unjuk rasa beberapa bulan yang lalu.
“Namun apa yang kami telah ajukan tersebut laksana dianggap angin lalu dan sampai sekarang belum ada informasi yang jelas, terkait hal–hal teknis maupun waktu yang ditetapkan,'” ujarnya.
Atau jika pemerintah punya mekanisme penanganan banjir rob dalam bentuk yang lain, Khairil mohon disampaikan kepada pihaknya dan dibahas secara komprehensif atau menyeluruh tanpa ada yang ditutup-tutupi, baik kajian teknis ataupun kendala yang ada.
“Jadi pada kesempatan ini perlu kami sampikan kepada bapak Walikota maupun Gubernur, jika dalam satu bulan ini tidak ada respon terhadap upaya penanganan banjir rob yang jelas, maka izinkan kami berkumpul untuk menyampaikan keluh kesah kami secara terbuka melalui Aksi Massa,” tegasnya.
“Opsi blockade jalan Tol Belmera adalah bentuk ekspresi kekecewaan masyarakat belawan atas bungkam nya pemerintah kota Medan dan provinsi Sumut dalam menyelamatkan kota kecil yang telah berkontribusi besar bagi Indonesia, Sumatera Utara dan kota Medan,” imbuh Khairil Chaniago. (*)