TAJDID.ID || Anggota DPR RI Fadli Zon mengkritisi sebuah teks utas yang diposting laman twitter @Historia_id dengan narasi “Kisah Soelemi tentang “penjemputan” Jenderal Nasution pada dini hari 1 Oktober 1965”.
Utas tersebut merupakan caption sebuah link artikel yang diterbitkan laman historia.id dengan judul “Menjemput Pak Nas”. Artikel itu memuat kesaksian Soelemi, seorang prajurit Resimen Tjakrabirawa.
Dalam sanggahannya, Fadli Zon mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan diksi “penjemputan” yang dipakai oleh historia.id. Ia menegaskan peristiwa itu bukan “penjemputan”, tapi “penculikan” dan “pembunuhan”.
Menurut politisi Partai Gerindra ini, penggunaan diksi “penjemputan” adalah salah satu upaya membelokkan sejarah.
“Bukan “penjemputan” tapi “penculikan” dan “pembunuhan”. Ini salah satu upaya membelokkan sejarah,” tulis Fadli Zon di laman twitter pribadinya @fadlizon, Senin (9/5).
Bukan “penjemputan” tapi “penculikan” dan “pembunuhan”. Ini salah satu upaya membelokkan sejarah. https://t.co/iLwlG38QEP
— FADLI ZON (Youtube: Fadli Zon Official) (@fadlizon) May 9, 2022