• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Rabu, Juli 16, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Matarantai Islam dan Muhammadiyah dari Bali hingga Banyuwangi

Muhammad Ichsan Budi Prabowo by Muhammad Ichsan Budi Prabowo
2022/03/03
in Islam, Kemuhammadiyahan, Muhammadiyah, Nasional, Sejarah
0
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Oleh: Muhammad Ichsan Budi Prabowo

Kawasan ujung timur pulau Jawa dan Bali membentuk sebuah kesatuan historis dalam lintasan zaman, termasuk dalam proses interaksi Muslim di Banyuwangi dan Bali. Hadirnya Muslim di pulau Bali mungkin bersamaan dengan perkembangan Islam yang pada umumnya terjadi pada abad ke 14, namun sebuah momen penting diaspora orang-orang Makasar pasca perang Makasar 1667 yang memunculkan titik-titik permukiman muslim disepanjang pantai utara Jawa hingga beberapa dari mereka tersebar ke Bali untuk mengabdi pada raja-raja setempat dengan memanfaatkan keterampilan militer yang mereka kuasai dengan baik.

Hal ini tampak dalam sebuah keterangan di saat orang-orang Makasar diketahui terlibat dalam pertempuran antara kerajaan Singaraja melawan kerajaan Jembrana (I Wayan Raken: 1979). Diketahui jika senapan sudut/muket yang digunakan oleh pasukan Makasar membawa kemenangan yang cukup signifikan bagi pasukan Jembrana. Atas jasa itulah penguasa Jembrana dibawah pemerintahan I Gusti Alit Takmung mengizinkan komunitas Muslim untuk menetap. Seiring dengan berjalanannya waktu, mulai muncul permukiman-permukiman muslim disepanjang pantai selatan Bali yang bertambah pesat saat terjadi hubungan dengan masyarakat Muslim di Banyuwangi dan Blambangan.

Hubungan antara Banyuwangi dan Bali menguat setelah pada tahun 1850 wilayah Jembrana menjadi regentehap dibawah keresidenan Banyuwangi. Hubungan antar wilayah tersebut kemudian intensif berkat jaringan perdagangan ternak dari Bali dak tekstil dari Banyuwangi. Secara bertahap mengembangkan pelabuhan terbuka seperti Loloan Barat dan Loloan Timur yang diisi oleh komunitas Muslim yang tersusun dari orang-orang keturunan Makasar dan para pendatang dari Jawa.

Meskipun masih menjadi minoritas, namun perkembangan masyarakat Islam di Bali bagian selatan cukup mendapat kemajuan setelah masa politik liberal dan politik etis yang maksa aktivitas ekonomi modern dan pendidikan modern secara diterima masyarakat, ini dapat dilihat dari lahirnya Madrasah Islamiyah voor Indie di beberapa daerah seperti Singaraja, Negara, dan Denpasar mendatangkan guru-guru Islam dari Jawa untuk memfasilitasi pendidikan komunitas Muslim.

Baca juga:

  • Ternyata Muhammadiyah Sudah Masuk ke Banyuwangi Tahun 1919
  • Alasan Kondusivitas, Forpimka Cluring dan Warga Turunkan Paksa Papan Nama Pusat Dakwah Muhammadiyah Ranting Tampo
  • Insiden Penurunan Paksa Papan Nama, Muhammadiyah Banyuwangi Tempuh Jalur Hukum

Mengikuti dengan perkembangan pendidikan Islam modern di komunitas Muslim, dijelaskan dalam buku Menembus Benteng Tradisi: Sejarah Muhammadiyah Jawa Timur Muhammadiyah secara perlahan secara masuk ke wilayah Bali yang berawal dari keberhasilan perkembangan Muhammadiyah di Situbondo dan Banyuwangi yang dirintis sejak tahun 1919. Berawal dari hubungan peradangan oleh pedagang Banyuwangi yang berafiliasi dengan Muhammadiyah seperti H Basuni, H Zaini dan H. Amin mulai melakukan pembicaraan dan tukar pikiran dengan tokoh komunitas muslim di sepanjang pantai selatan Bali.

Tertarik dengan pandangan tersebut kemudian komunitas Muslim di wilayah yang kini menjadi Kecamatan Negara, Kabupatan Jemberana, mengundang seorang guru yang bernama H Abdul Karim Tamimi untuk mengajarkan Muhammadiyah dan gerakan nya. H Abdul Karim Tamimi kemudian membawa rombongan yang mendarat pada bulan Juni tahun 1934 di pelabuhan Cupel/ Muara Pelancak dan berkumpul di Loloan Barat kemudian melanjutkan perjalanan ke wilayah Negara.

Besluit pendirian secara resmi Muhammadiyah Banyuwangi tahun 1933. (Foto: Twitter @MIchsanbudi

Enam bulan setelah memperkenalkan Muhammadiyah di wilayah Negara, kemudian masyarakat muslim di kawasan tersebut mengirimkan surat permohonan pada 29 September untuk mendirikan cabang Muhammadiyah kepada hoofdbestuur yang berkedudukan di Yogyakarta. Hoofdbestuur Muhamamdiyah kemudian segera membalas surat permintaan tersebut dengan Besluit pendirian cabang Muhammadiyah no.522 dengan secara resmi menjadikan Cabang Muhammadiyah Negara di Bali berdiri pada 19 November 1935.

Diantara nama-nama perintis anggota Muhammadiyah di Negara Bali, yaitu H Basuni, Zaini, Hasan Baraas, Yusuf Supardi, Muhaya, Suratmodjo, Suhud, Ali Wasafiah, Muhammad Natsir, dan Abdulrahman. Muhammadiyah Negara kemudian mengembangkan gerakan khususnya dalam bidang pendidikan dan gerakan Kepanduan Hizbul Wathan yang berdiri pada tahun 1935, yang kemudian turut membawa Muhammadiyah berkembang ke wilayah kota Singaraja.

Bersamaan dengan menguatkan gerakan Hizbul Wathan yang populer bagi kalangan muda pada masa tersebut, maka Muhammadiyah cabang Singajara kemudian berdiri pada tahun 1939. Secara langsung Hoofdbestuur Muhammadiyah menugaskan seorang sekretaris mudanya yaitu M Yunus Anis untuk melantik pengurus Muhammadiyah kota Singaraja. Pelantikan dilakukan di gedung bioskop Minas Singaraja yang meresmikan H.M Muchsin seorang saudagar muslim bali dan Mohammad Hasan seorang pegawai Paketvaart Maatschappij untuk menjadi ketua dan wakil (I Ketut Wardana, 1985).

Muhammadiyah di Bali kemudian terus mengalami perkembangan yang signifikan pasca kemerdekaan dikarenakan jaringan pendidikan Islam serta munculnya gelombang migrasi dari Madura dan Surabaya, hingga Muhammadiyah juga mendirikan cabang Denpasar yang dirintis pada tahun 1946. (*)

 

Penulis adalah mahasiswa Pascasarjana di jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pengalaman menemukan dan meneliti dokumen-dokumen Muhammadiyah dimulai sejak awal kuliah, kini tengah menyelesaikan tugas akhir dan mendalami sumber-sumber sejarah Muhammadiyah khususnya masa kolonial

 

Tags: jejak Sejarah MuhammadiyahMuhammadiyah di BaliMuhammadiyah di Banyuwangisejarahsejarah muhammadiyah
Previous Post

Gunung yang Diberkahi

Next Post

Polres Tapsel Sukses Tekan Kasus Laka Lantas dalam 3 Tahun Terakhir

Related Posts

Ini 5 Penemuan Muslim yang Mengubah Dunia

8 Juni 2023
101
Ternyata Muhammadiyah Sudah Masuk ke Banyuwangi Tahun 1919

Ternyata Muhammadiyah Sudah Masuk ke Banyuwangi Tahun 1919

28 Februari 2022
101
Ketika Orang-orang Baik Diam!

Sadar Sejarah: Pancasila vs Komunisme

2 Oktober 2021
778
Al~Qur’an sebagai Sumber Utama Sejarah

Al~Qur’an sebagai Sumber Utama Sejarah

5 Desember 2020
101

AGSI Aceh: Mendegradasi Mata Pelajaran Sejarah Berpotensi Hancurkan Bangsa

24 September 2020
330
Prof Abdul Mu’ti: Saatnya Membangun Kejujuran Sejarah

Prof Abdul Mu’ti: Saatnya Membangun Kejujuran Sejarah

23 Agustus 2020
261
Next Post
Polres Tapsel Sukses Tekan Kasus Laka Lantas dalam 3 Tahun Terakhir

Polres Tapsel Sukses Tekan Kasus Laka Lantas dalam 3 Tahun Terakhir

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In