Setelah melakukan perjalanan untuk mapping sosial dan wilayah sekaligus melakukan pendataan di setiap kecamatan yang ditentukan untuk itu kami telah mendapatkan wilayah yang nanti nya akan dijadikan sumber untuk melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Kecamatan Tukka, kelurahan Bona Lumban adalah wilayah pilihan kelompok Pejuang Muda untuk mengkonsepkan dan melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Pejuang Muda Tapanuli Tengah memanfaatkan secara maksimal untuk potensi apa yang akan digali dan dibuat sebagai pendapatan masyarakat untuk memperkuat ekonomi keluarga yang berbasis agri kultur. Kami Pejuang Muda Kabupaten Tapteng memposisikan masyarakat khususnya para ibu-ibu yang hanya mengurus rumah tangga sebagai pelaku yang terlimbat dalam pemberdayaan. Pejuang Muda kali ini yakin dengan pemanfaatan potensi alam akan menguatkan ekonomi keluarga masyarakat Kelurahan Bona Lumban. Setelah kami mematangkan konsep yang telah dibangun seterusnya kami melakukan pengenalan project yang telah disusun untuk masyarakat.
Perjalanan yang tidak mudah kami hadapi khususnya saya yang harus beradaptasi dengan masyarakat TapTeng. Masalah yang sering saya hadapi adalah mengenai kegiatan pendataan KPM PKH, yang begitu membuat saya kecewa melihat masyarakat yang seharusnya hendak mendapatkan bantuan tetapi malah keluarga yang mampu yang mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah. Masyarakat banyak bertanya mengapa ini bisa terjadi, apalah daya kami yang hanya diberikan wewenang untuk pendataan ulang saja. Tetapi kami tidak diberikan keleluasan untuk usul sanggah mengenai ketepat sasaran penerima bantuan sosial.
Masalah berlanjut lagi ketika Dirjen Perlindungan dan jaminan sosial menurunkan kebijakan kepada seluruh SDM PKH untuk ikut dalam melakukan pendataan yang sebelumnya hanya dikerjakan oleh Pejuang Muda. seluruh SDM PKH merasa hanya diberikan beban atas Program Pejuang Muda yang diturunkan KemenSos atas dasar tidak diberikan tambahan intensif dalam kerja tambahan mereka itu dan ditambah lagi mereka harus menyelesaikan itu semua dalam waktu yang cukup singkat. Akhirnya kami yang langsung bersentuhan langsung dengan SDM PKH harus menerima kritikan dari mereka yaitu para SDM PKH yang saya pikir kritikan itu tidak pantas diberikan kepada kami melainkan KemenSos yang menurunkan program ini. Tidak jarang juga kami disudutkan atas kebijakan yang diluar dari program kerja kami para Pejuang Muda.
Baca juga: Tujuh Perempuan Tangguh di Kota Naga
Kenyataan manis dan pahit saya nikmati didalam program Pejuang Muda ini, karena saya berpikir ini adalah masa berproses saya. Saya tidak menutupi juga akibat dari permasalahan tersebut kami didalam tim sering mengalami Diskomunikasi, yang akhirnya hampir membuat kami pecah didalam tim. Tuntutan kepala Dinas Sosial, Kordinator kabupaten, para mentor seakan membuat kami bingung untuk menjalankan atau memprioritaskan kegiatan yang mana didalam program pejuang muda.
Mungkin itu saja perjalanan saya selama di Kabupaten Tapanuli Tengah, mungkin pengalaman ini dapat membuat saya lebih sadar akan kehidupan masyarakat sebenarnya dengan kebijakan pemerintahan saat ini. (*)