
Ibu
Karya: Yanuar Abdillah Setiadi
Membaca lelah dalam setiap
tetes keringat ibu sama saja
dengan menulis sajak dengan
tinta samudera yang tak kunjung habis.
Pada punggung ibu ada sajak
yang lebih romantis dari
puisi pujangga pada kekasihnya.
Sajak yang tak sanggup dibaca
siapapun di dunia ini kecuali
Uwais Al Qarni.
Senyum sumringah ibu
meneduhkan dunia dari paceklik kasih.
Senyum ibu memancar benderang
dalam buku -habis gelap terbitlah terang- karya
Kartini.
Pada mata ibu ada cahaya yang berpendar
Kemilau yang hanya dapat dilihat dari bukit cinta
Kau akan terpana tergoda
Layaknya seorang bocah yang mendengar dongeng
Cinderellah dengan penuh seksama.
Purbalingga, Januari 2022