Ida Hanifah: Fakultas Hukum UMSU Rumah Pertama Saya
Usai sambutan Rektor, Wakil Dekan III Fakultas Hukum UMSU Dr Zainuddin SH MH menyempatkan menyampaikan testimoni tentang sosok ibu Ida Hanifah.
Dituturkannya, ibu Ida Hanifah bukan hanya sekedar sosok pemimpin dan rekan kerja yang sangat luar biasa. Lebih dari itu, kata Zainuddin, beliau adalah sosok seorang ibu sangat hebat dan sungguh menginspirasi.
“Saya yakin selama ini banyak kesalahan yang saya lakukan di luar dugaan ibu, oleh karenanya secara pribadi dan mewakili kawan-kawan yang lain dalam kesempatan yang sangat luar biasa ini saya menyampaikan permohonan maaf kepada ibu dan kami doakan semoga ibu tetap dalam keadaan sehat wal’afiat serta tetap bergabung bersama kami di Fakultas Hukum UMSU yang sama-sama kita cintai,” ujar Zainuddin, sembari mempersilahkan ibu Ida Hanifah menyampaikan pidato pesan dan kesannya.

Mengawali pidato kesan dan kesannya, ibu Ida Hanifah menyampaikan ucapan terimakasih kepada Rektor UMSU Prof Dr Agussani MAP atas dukungannya selama dua periode ia menjabat sebagai Dekan Fakultas Hukum UMSU.
“Saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada bapak atas supportnya selama kepada saya selama menjadi pemimpin di Fakultas Hukum UMSU,” tuturnya.
Kemudian, Ida Hanifah mengungkapkan pengalamannya selama memimpin di Fakultas Hukum UMSU.
“Jadi pemimpin itu memang tidak mudah. Tapi, tidak mudahnya itu bisa berubah menjadi mudah kalau orang-orang di sekitar kita dan teman-teman kita mendukung segala kegiatan yang kita lakukan,”
“Kebersamaan dan silaturrahim yang kita bina selama ini adalah menjadi dasar bagi kita untuk bisa lebih maju. Lantas kemudian alhamdulillah kita meraih Akreditasi A. Jujur saya sampaikan itu semata-mata bukan karena saya, tapi itu adalah buah dari kerjakeras dan kebersamaan kita. Begitu juga kita perna meraih Fakultas Terbaik di UMSU. Sesungguhnya itu adalah hasil kinerja kita bersma,” kata Ida Hanifah.
Lebih lajut ia menuturkan, bahwa silaturrahim dan kekeluargaan yang selama ini terbina di Fakultas Hukum UMSU sangat hebat.
“Saya sendiri jadi saksi kehebatan jiwa kekeluargaan itu. Salah satu yang paling berkesan adalah bagaimana saya dalam keadaan suka maupun duka senantiasa mendapat dukungan dari teman-teman semua,” ujar ibu Hanifah sembari meneteskan air mata.
Lalu ia menceritakan kejadian musibah yang menimpanya beberapa waktu yang lalu, dimana ia dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 yang mewajibkannya menjalani isolasi selama dua minggu.
Setelah sembuh dan dinyatakan negatif, nenek yang memiliki satu puteri dan seorang cucu ini pun kembali berkumpul dengan keluarganya.
Namun malang tak dapat ditolak, musibah ternyata belum berakhir menimpa Ibu Ida Hanifah. Tiga hari setelah bergabung dengan keluarga, suami tercintanya meninggal dunia, dipanggil Allah SWT.
“Sungguh sebuah musibah beruntun yang sempat membuat saya sangat terpukul dan terpuruk. Namun syukurnya, saya punya keluarga di Fakultas Hukum. Pak Faisal, Pak Jei dan yang lainnya selalu mendampingi dan memberikan semangat kepada saya, hingga Alhamdulillah pelan-pelan saya bisa melewati masa-masa sulit tersebut dan berusaha bangkit kembali,” ujarnya sambil terus meneteskan air mata.
Tidak lama kemudian, hadirin disuguhkan sebuah video tentang jejak perjalan karir ibu Ida Hanifah selama mengabdi di Fakultas Hukum UMSU.
Setalah pemutaran video, suasana kembali berubah jadi makin mengharukan ketika panitia memberikan sebuah kejutan kepada ibu Ida Hanifah.
Tanpa sepengetahuannya, diam-diam panitia menghadirkan puteri tunggalnya bersama menantu dan cucu kesayangan. Dengan penuh penghayatan, puterinya mempersembahkan sebuah puisi sendu yang spesial dipersembahkan buat mama tercinta.
Menyaksikan itu semua, tangisan ibu Ida Hanifah kembali peacah. Dan tak ayal, hadirin yang ada di ruangan pun turut larut dalam kesedihan.

Selang beberapa saat kemudian, ibu Ida Hanifah kembali melanjutkan pidatonya. Dengan penuh ketegasan ia bertekat dan memastikan akan terus mengabdi di Fakultas Hukum UMSU, seperti yang diharapkan oleh pak rektor dan junior-juniornya.
“Bagaimanapun lebih dari separoh usia saya sudah saya abdikan untuk Fakultas Hukum UMSU. Sudah 35 tahun saya mengabdi di Fakultas tercinta ini. Fakultas ini adalah rumah pertama saya, bukan rumah kedua. Karena setiap hari kerja, jam setengah delapan pagi saya sudah hadir di kampus dan pulangnya hingga jam 9 atau 10 malam. Jadi, di rumah itu saya cuma tidur,” ungkapnya.
Rangkaian acara pisah sambut ini terasa makin khidmat ketika diakhiri makan bersama dengan penuh kesederhanaan dan kekeluargaan. (*)