TAJDID.ID || Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menegaskan, bahwa persatuan umat Islam adalah sebuah prinsip yang menjadi kewajiban, bukanlah taktik.
“Sinergi umat Islam itu perlu. Jika umat Islam bersatu dan mereka bersinergi, maka mereka semua akan menjadi kuat. Persatuan umat Islam adalah kewajiban al-Qur’an yang pasti,” ujar Ali Khomenei menyampaikan pidato di hadapan para tamu undangan Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-35 di Huseiniyah Imam Khomeini, Tehran, Iran, Ahad (24/10/2021).
Ali Khomenei menyebut, bahwa Palestina sebagai indikator utama persatuan dunia Islam. Karenanya ia mengingatkan pemerintah-pemerintah yang melakukan normalisasi hubungan dengan rezim Zionis Israel adalah sebuah kekeliruan yang fatal dan dosa yang besar.
“Indikator utama untuk persatuan umat Islam adalah masalah Palestina. Jika upaya untuk menghidupkan dan memulihkan hak-hak rakyat Palestina semakin serius dilakukan, maka persatuan umat Islam akan semakin kuat,” ujarnya, dikutip dari laman abna24.com.
“Pemerintah-pemerintah ini harus kembali dari langkah dan jalan yang berlawanan dengan persatuan Islam dan menebus kesalahan besar mereka,” imbuhnya.
Lebih lanjut dikatakannya, , dua tugas penting bagi umat Islam sekarang ini adalah menjelaskan dan mempromosikan kesempurnaan Islam dalam semua aspek kehidupan manusia dan memperkuat persatuan umat Islam.
Ali Khamenei menilai bahwa pencapaian tujuan penting untuk menciptakan peradaban baru Islam tidak mungkin kecuali dengan persatuan Syiah dan Sunni.
“Saat ini, kata Syi’ah dan Sunni telah memasuki literatur politik para pejabat Amerika Serikat, sementara mereka menentang dan memusuhi prinsip Islam,” tuturnya.
Lebih jauh Ali Khamenei menjelaskan bahwa penyebab penekanan berulang pada masalah persatuan dikarenakan adanya jarak yang jauh antara mazhab-mazhab dan upaya serius musuh untuk memperluas jarak tersebut.
Ia juga menyinggung upaya AS dan orang-orang didikannya untuk menciptakan hasutan dan fitnah di berbagai tempat di dunia Islam.
“Serangan-serangan bom menyedihkan dan menimbulkan tangisan baru-baru ini di masjid-masjid Afghanistan yang menarget umat Islam dan jemaah shalat Jumat adalah di antara insiden yang sama, yang dilakukan oleh Daesh (ISIS), dan para pejabat AS secara eksplisit telah menyatakan bahwa mereka yang menciptakan Daesh,” terangnya.
Ayatullah Khamenei menganggap pertemuan tahunan tentang persatuan Islam belum cukup. Karena itu menurutnya penting dilakukan diskusi, penjelasan, dorongan, perencanaan dan pembagian kerja secara permanen untuk mewujudkan persatuan Dunia Islam.
Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-35 mengusung tema “Persatuan Islam, Perdamaian dan Menghindari Perpecahan dan Konflik di Dunia Islam.”
Konferensi ini dibuka secara resmi oleh Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi pada hari Selasa (19/10/2021).
Dalam konferensi tersebut, sejumlah cendekiawan Dunia Islam turun menyampaikan pidato, diantaranya; Sekretaris Jenderal Jihad Islam Palestina Ziad Al Nakhala, mantan Perdana Menteri Irak Adil Abdul Mahdi, Mufti Agung Kroasia Aziz Hasanovic, Deputi urusan Internasional Hamas Khalil Al Hayya, Ketua Dewan Tinggi Islam Aljazair Bouabdallah Ghlamallah.
Konferensi yang dihadiri oleh para ulama dan intelektual Muslim dari 39 negara dunia ini berakhir pada hari Ahad (24/10/2021). (*)