• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Minggu, Juli 6, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Puisi-puisi Nazik al~Malaikah

M. Risfan Sihaloho by M. Risfan Sihaloho
2021/10/06
in Puisi
0
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Langkah Terakhir

Karya: Nazik Al Malaikah

Saksikanlah,wahai pepohonan
aku takkan lagi melihat dari bawah rindangmu
inilah aku, kini telah pergi, jangan kau tangisi kesedihanku
Sebab kesedihan dan harapanku tak akan menghukummu
Langkahku dalam gelap, jangan kau anggap ia
Sebagai langkah terakhirku di sini
mengembalikan nyanyian-nyanyian yang tak ia mengerti

Perlahan kau akan pupus jua sebagaimana diriku
Langkahku, tempat kembali segala kepiluan
Oh, andai saja aku mendengar suara nestapa
Andai saja aku kehilangan inderaku, andai saja
Mungkin aku tak kan menyaksikan mimpi yang asing itu
Mimpi macam apa yang layu di atas pasir
Kuukir diatasnya seluruh melodi hidupku
Seluruh mimpi dan khayal masa mudaku
Seluruh degup nada-nada

Kini, darimu, aku pergi, wahai pohon
Dalam jubah pengembaraan dan penghormatan
Andai saja aku beranikan diri untuk berjumpa denganmu
Memandangmu sekali lagi, tanpa air mata
Takkan kau rasakan, esok hari, dampak dari kesalahanku
Aku, wahai saudaraku, tak akan pernah kembali
Semua impian dan kacaunya mimpiku

ٍSurga gemilang asa dan langkah pengembara
akan kutemui kayu dalam bayang bayang dan aku pun berlalu
Apa artinya, setelah ini, kayu yang rapuh itu?
Aku akan hidup, wahai langitku, diatas bumi
Maka akan kuselipkan cahya dalam hati terdalamku
Sampai jumpa, engkau, oh, impian masa mudaku
Apakah kau yang telah merajutnya lima puluh tahun lamanya
Dialah aku, hasrat yang terkubur di bumi
Dan akan kurahasiakan cita citaku yang getir dan penuh duka
Jalan-jalan yang indah akan menangis

Di atas kenangan-kenanganku, namun jiwaku tak akan pernah kembali
Wahai pohon pohon, anggaplah jiwaku berasal darimu
bahwa ingatan hasratku tak kan pernah padam
Dan aku? Jangan kau ragu, anggap saja engkau berasal dariku
Sungguh, kenanganmu di hatiku akan hidup kembali
Segala tentangmu akan mengakar dalam kedalaman diriku
Ia abadi sebagai penyair yang abadi
Wahai pohon-pohon, jangan, jangan ingat aku lagi
Aku hanyalah berhala keputusasaan dalam wujud manusia
Aku tak punya apapun selain puing-puing kerinduan
Dan sisa-sisa nestapaku yang abadi

Dulu aku pernah terhempas di antara mendung-mendung
Menumpahkan mimpi-mimpi d dalam kedalaman hidupku
Bersamaku, anganku mengangkasa melebihi tinggi gemintang
Dan puisi mencipta hasrat terindah untukku
Hai kayu, selamat tinggal dari kehidupanku
Senja telah tiba dan sungguh telah tiba pula keberangkatanku
Hapuslah yang telah lalu, hapus lagu-laguku

Lupakan lagu-lagu nestapa dan duka laraku
Hingga tak lagi kau ingat lagu lagu piluku, esok hari
Senandung suka dandukanaku
Lupakanlah aku, sungguh aku telah jauh pergi bersama dosa-dosaku
inilah aku tenggalam dalam kalbu senja

 

 

Nazik al-Malaikah bernama lengkap Nazik Shadiq Ja’far al-Malaikah. Ia lahir pada 23 Agustus 1923 di Bagdad. Ia tumbuh dalam lingkungan yang mencintai ilmu dan sastra. Kedua orang tuanya merupakan penyair, sehingga tidak heran jika ia sudah mulai menyentuh sastra klasik dari kecil. Ia menguasai ilmu nahwu, membaca dan mempelajari sumber-sumber warisan bangsa Arab, baik bidang bahasa maupun sastra. Sebagai seorang penyair perempuan, Nâzik al-Malâikah termasuk pembaharu pertama dalam puisi Arab modern dengan memunculkan puisinya الكوليرا pada tahun 1947. Puisi ini disebut-sebut sebagai pendobrak pertama gerakan pembaharuan dalam puisi Arab modern atau yang lebih dikenal dengan puisi bebas (al-Syi’r al-Hurr).

 

Page 4 of 4
Prev1...34
Tags: Nazik al~MalaikahPenyair IslamPenyair MuslimahpuisiPuisi Arab Modern
Previous Post

UMSU dan Polda Sumut Sukses Gelar Vaksinasi

Next Post

BUMN China Tawarkan Proyek Infrastruktur di Ibu Kota Baru

Related Posts

Puisi-puisi Heri Isnaini

Puisi~puisi Heri Isnaini (2)

12 Mei 2025
129
Puisi~puisi Sekar Riasti

Puisi~puisi Sekar Riasti

27 Februari 2024
320
Puisi~puisi Devi Safitri Yuliani

Puisi~puisi Devi Safitri Yuliani

12 Desember 2023
336
Kata dan Cinta

Kata dan Cinta

25 Agustus 2023
220
Untuk Bumi

Untuk Bumi

13 Juni 2023
251
Jeritan Hati

Jeritan Hati

13 Juni 2023
221
Next Post

BUMN China Tawarkan Proyek Infrastruktur di Ibu Kota Baru

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In