• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Senin, Juli 7, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Pilpres 2024

Shohibul Anshor Siregar by Shohibul Anshor Siregar
2021/09/01
in Nasional, Opini, Ulasan
0
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Kebersayapan tentu saja akan menjadi sikap bagi organisasi tertentu meski tak tertutup kemungkinan berterus terang. Itu sesuai kenyataan perkembangan politik yang dihadapi nanti. Itulah bacaan untuk organisasi lain seperti Dewan Gereja dan organisasi yang bernaung di bawahnya meski tetap saja ada kemungkinan mereka tidak satu suara dalam dukungan.

Ada nama-nama yang gambarnya tidak disertakan di sini. Katakanlah Mendagri Tito Karnavian. Ia tentu sangat disukai oleh, misalnya, politik luar negeri Amerika Serikat. Juga diasumsikan bisa memainkan serba sedikit jejaring figur-figur Kepala Daerah yang nanti jumlah pjs-nya begitu banyak.

Tentu ada pengalaman yang cukup dihitung dalam pemeranan diri ketika menjadi Kapolri tempohari, sebab sentimen korps bisa melahirkan dukungan keluarga besar Polri. Tentu saja ini tak mungkin tak dihitung oleh para calon kontestan dan partai-partai yang terus membaca dan menciptakan peta.

Orang dari PKS tentu tidak perlu dianggap secara underestimated karena disiplin mereka di sana begitu kuat dan seandainya pun di lapangan mereka berbenturan dengan sejumlah partai beririsan kedekatan ideologis tetap saja memiliki keunggulan tersendiri. Bukankah jika ia supply Cawapres peta juga bisa begitu dinamis?

Orang membisikkan saya sebuah nama. Mantan Panglima TNI, Moeldoko. Sabar sajalah dulu. Rasanya bintang Jenderal ini telah begitu melemah seketika melakukan kudeta kepada Mayor AHY dan apalagi dengan kegagalannya dalam kudeta itu.

Sekali lagi, kontestasi sesungguhnya belum berlangsung meski hitungan waktu menuju 2024 sebetulnya sudah sangat “mepet” diukur dari dinamika politik.

Di atas segalanya, Pilpres itu hanya agenda demokrasi berkala yang tujuannya untuk merealisasikan tujuan pendirian NKRI. Apa itu? Kita bisa membacanya kembali terutama dalam narasi Pembukaan UUD 1945. Di sana 5 pesan pokok yang sakral:

  1. Menghapuskan segala bentuk penjajahan di atas permukaan bumi karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Penjajahan itu, sebagaimana Pembukaan UUD 1945 memaksudkannya, tak terbatas kepada pengalaman doeloe dijajah oleh 6 bangsa, tetapi juga bisa sesama warga negara atau kelmpok warga negara. Dimensinya luas. Bisa secara budaya, apalagi secara ekonomi. Ekstrimisme ekonomi dan intoleransinya sangat dajsyat untuk tak dihitung dalam kontestasi pilpres.
  2. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia (manusianya dan wilayahnya).
  3. Memajukan kesejahteraan umum. Ini masih sangat tertutup dari pembicaraan kritis, karena dalam makna yang mendalam ia bisa sebagai lead pembebasan orang dari kewajiban iyuran kesehatan dan kewajiban negara menyediakan lapangan kerja bagi tiap-tiap warganegara [lihat kembali pasal 27 ayat (2) UUD 1945] dan lain-lain yang memerlukan penafsiran filosofis dan moderen. Kewajiban memberi pekerjaan kepada warga tidak identik dengan penerbitan UU Ciptakerja. Itu pasti.
  4. Mencerdaskan kehidupan bangsa yang bisa saja makna mutakhirnya harus ditundukkan pada klausul kewajiban negara untuk menyediakan pendidikan gratis sejak dasar (TK) hingga lanjut (S3). Asumsi yang dapat muncul dari ketentuan ini ialah bahwa pemerintah tak boleh berdagang atau membiarkan pendidikan menjadi mata dagangan di Indonesia yang dicita-citakan oleh para pendiri. Ketentuan alokasi anggaran 20 % untuk pendidikan (APBN dan APBN) harus dihitung ulang untuk mengeluarkan nomenklatur pembiayaan yang tak relevan dalam birokrasi pemerintahan agar fokus sesuai narasi UUD 1945, yakni pendidikan, persekolahan, kurikuler.
  5. Ikut dalam usaha perjuangan atau melawan kendala yang mengganggu atas ketertiban dunia.

Untuk apa pilpres digelar jika rakyat tak makin sejahtera? Apa artinya pemerintahan jika hanya untuk memastikan sumberdaya terbagi di kalangan elit semata atau kekuatan asing yang terus bercokol. Narasi perlawanan atas semua ketakwajaran konstitusional harus dihidupkan.

Rakyat harus diajak berhenti tanpa arah dan tanpa kesadaran yang menyebabkannya membiarkan diri menjadi korban kejahatan politik terbiarkan, yakni praktik jual beli suara.

Satu hal yang perlu sama-sama diwaspadai ialah arang habis besi binasa. Artinya pemilu dan pilpres mendatang bisakah ditegakkan memiliki integritas dengan kadar jujur sejujur-jujurnya dan adil seadil-adilnya? (*)

Penulis dosen FISIP UMSU. Koordinator Umum Pengembangan Basis Sosial Inisiatif dan Swadaya (‘nBASIS).

Page 4 of 4
Prev1...34
Tags: Pilpres 2024shohibul anshor siregar
Previous Post

Balhyocha, Minuman Fermentasi Racikan Kelompok Mahasiswa UMBandung yang Laris Manis di Medsos

Next Post

Ekstremisme Kajian Mental Sebagai Delik Pidana

Related Posts

Rusaknya “Dalihan Na Tolu” dalam Korupsi Jalan di Sumut

Rusaknya “Dalihan Na Tolu” dalam Korupsi Jalan di Sumut

28 Juni 2025
189
Penyiksaan oleh Aparat TNI-Polri di Sumut Ancam Demokrasi dan Hak Asasi Warga

Penyiksaan oleh Aparat TNI-Polri di Sumut Ancam Demokrasi dan Hak Asasi Warga

27 Juni 2025
131
Burkina Faso di Bawah Ibrahim Traoré: Cermin Warisan Kolonialisme dan Peringatan Krusial bagi Indonesia

Burkina Faso di Bawah Ibrahim Traoré: Cermin Warisan Kolonialisme dan Peringatan Krusial bagi Indonesia

25 Juni 2025
136
Masukan untuk Presiden: Keempat Pulau itu Milik Aceh

Masukan untuk Presiden: Keempat Pulau itu Milik Aceh

15 Juni 2025
152
Pertumbuhan Melambat: Pemerintah Harus Evaluasi Diri

Pertumbuhan Melambat: Pemerintah Harus Evaluasi Diri

10 Juni 2025
116
Raja Ampat Terpenjara dalam Logika Makroekonomi yang Merusak

Raja Ampat Terpenjara dalam Logika Makroekonomi yang Merusak

10 Juni 2025
143
Next Post
Ekstremisme Kajian Mental Sebagai Delik Pidana

Ekstremisme Kajian Mental Sebagai Delik Pidana

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In