Kontribusi relawan
Sementara itu, Ketua Satgas Covid-19 UMBandung sekaligus ketua pelaksana teknis vaksinasi massal Setiadin, S.Pd., S.Sos., M.AP. yang akrab disapa Kang Tias mengatakan, pihaknya mengapresiasi seluruh pihak,termasuk relawan mahasiswa, yang terlibat dalam gelaran vaksinasi.
Kang Tias mengatakan, relawan yang berkontribusi dalam vaksinasi yakni dari mahasiswa Prodi Farmasi, Manajemen,dan Bioteknologi UMBandung. Ada juga relawan para mahasiswa dari UNISA Bandung.
”Relawan merupakan satu di antara unsur penting dalam menyukseskan vaksinasi. Mereka misalnya bertugas menjaring calon peserta,mengundang seluruh peserta vaksinasi melalui pesan singkat,baik dosis kesatu maupun dosis kedua” kata Kang Tias.
Selain kepada relawan, Kang Tias juga mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada beberapapihak lainyang telah memberikan bantuan dalam bentuk pikiran, tenaga, ataupun materi.
Di antaranya PT Paragon, PT Mayora, Yuzu Isotonic, AXIS, Radio 99ers Bandung, dan pihak lainnya.
Untuk diketahui bahwa vaksinasi dosis kesatu dilaksanakan 26-31 Juli 2021 dengan total peserta sebanyak 3.687 orang. Adapun vaksinasi dosis kedua digelar 24-28 Agustus 2021 dengan total peserta 2.880 orang.
”Sementara sisanya (sekira 187 orang) tidak hadir karenaada beberapa alasan. Di antaranya ada yang sedang berada di luar kota, sakit, dan sebagainya,” ungkapnya.
Untuk 187 orang yang belum dapat hadir, Kang Tias mengimbau agar segera melaksanakan vaksin sejenis.
”Sebaiknya segera berkomunikasi dengan kami dan Puskesmas Panyileukan untuk melaksanakan vaksinasi susulan dosis ke dua,” ungkapnya.
Sekretaris Rektor UMBandung ini juga menjelaskan capaian per hari masyarakat yang divaksin rata-rata di atas 85 persen. Menurutnya, partisipasi dan kehadiran masyarakat dalam vaksinasi ini patut diapresiasi.
Oleh karena itu, Kang Tias mengucapkan terima kasih atas partisipasi kehadiran masyarakat dan kerja keras seluruh panitia dalam mengudang para peserta tersebut.
”Semoga ikhtiar bersama ini dapat segera memutus mata rantai penyebaran pandemi covid-19 sehingga kita dapat segera memulihkan pendidikan dan perekonomian di Indonesia khususnya di Jawa Barat,” ucapnya.
Kang Tias menegaskan kepada seluruh peserta vaksinasi bahwa setelah menjalani 3T, menjalankan 5M, disempurnakan dengan vaksinasi covid-19, agar tetap meningkatkan dan menjaga protokol kesehatan.
”Vaksinasi itu bukan obat covid-19, melainkan untuk memperkuat sistem imun kita. Vaksinasi membangun kekebalan tubuh tanpa harus terkena penyakit. Selain itu, kekebalan tubuh juga dapat terbangun tanpa harus terkena berbagai reaksi,” katanya.
Namun Kang Tias mengingatkan bahwa jika terdapat gejalan KIPI umum yang ringan hingga sedang, masyarakat jangan terlalu khawatir, hal itu akan hilang dengan sendirinya dalam hitungan hari. Misalnya, pegal di sekitar area bekas suntik, demam, lelah, sakit kepala, pegal otot atau sendi, menggigil, dan diare.
Dosen Administrasi Publik UMBandung ini menjelaskan, apabila tubuh mengalami reaksi, misalnya bengkak atau kemerahan di tempat suntikan, kompres dengan air dingin pada lokasi tersebut. Jika terjadi demam, kompres dengan air hangat atau mandi dengan air hangat.
”Perbanyak minum air putih dan istirahat yang cukup.Jika dibutuhkan minum obat, harus sesuai dengan anjuran petugas kesehatan. Jika terjadi lebih dari tiga hari atau ada reaksi yang berat, segera hubungi petugas kesehatan di Puskesmas Panyileukan atau fasilitas kesehatan terdekat,” tandasnya.
Setelah semua itu dijalankan dengan baik, Kang Tias optimis herd immunity atau kekebalan kelompok di Jawa Barat segera tercapai. (*)
Kontributor: Feri