TAJDID.ID~Medan || Peningkatan pengetahuan dan pemahaman kelompok tani dalam mengatasi persoalan sosial-ekonomi yang mereka hadapi sehari-hari menjadi penting untuk dilakukan. Hal ini menjadi dasar bagi dua orang Dosen Prodi Kesejahteraan Sosial (Kessos) FISIP UMSU dalam melaksanakan pengabdian masyarakat melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) di Desa Sekoci Kabupaten Langkat.
Sahran Saputra S.Sos, M.Sos selaku Ketua Pelaksana PKM ini mengatakan Desa Sekoci merupakkan salah satu desa pertanian yang menghasilkan jeruk siam. Setidaknya dari 1226 Kepala Keluarga di Desa Sekoci, 90 persen diantaranya adalah petani hortikultura yang didominasi pertanian jeruk siam dengan luas 450 hektar.
“Dengan kondisi tersebut kita ingin memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada kelompok tani agar mampu mengatasi persoalan sosial-ekonomi mereka dengan memberikan pelatihan agrosociopreneurship berbasis komunitas. Melalui pelatihan ini nantinya kita berharap Desa Sekoci akan menjadi kawasan agribisnis jeruk sekaligus menjadi kawasan eco-agrowisata jeruk yang terintegrasi dan berkelanjutan,” ujar Sahran yang didamping oleh anggota tim PKM Mujahiddin S.Sos, MSP.
Lebih lanjut Sahran mengatakan untuk mendukung berkembangnya kawasan eco-agrowisata tersebut nantinya kelompok petani jeruk yang ada di Desa Sekoci akan dilatih untuk bisa memanfaatkan sumber daya yang ada pada kelompok dan sekaligus dilatih untuk pengembangan sistem refugia dan lebah madu berbasis pertanian jeruk.
“Jadi pelatihan yang kami berikan ini akan memberikan stimulus terhadap pembentukan kawasan eco-agrowisata berbasis pertanian jeruk yang terintegrasi. Selain itu, kelompok petani jeruk juga akan mampu untuk mengembangkan sistem refugia dan optimalisasi lahan jeruk dengan pengembangan lebah madu,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sekoci Suwarisno S.H menyambut positif kegiatan yang dilakukan oleh dua orang dosen Prodi Kessos FISIP UMSU di desanya. Suwarisno mengatakan kegiatan pelatihan ini merupakan kegiatan yang memang sudah ditunggu oleh kelompok petani jeruk di desanya.
“Jadi masyarakat kita, khususnya kelompok petani jeruk memang sangat membutuhkan pelatihan ini. Dengan adanya kegiatan pengabdian ini saya berharap desa ini bisa menjadi kawasan eco-agrowisata yang tidak hanya menghasilka jeruk tetapi juga bisa menghasilkan madu berkualitas dari hasil pengembangan ternak lebah madu yang sudah dilatih pada kelompok petani yang ada di desa ini,” pungkasnya. (*)