TAJDID.ID || Darnella Frazier, remaja yang merekam detik-detik kematian George Floyd lewat ponsel, menerima penghargaan khusus dari Pulitzer Prize, penghargaan karya jurnalisme paling bergengsi di Amerika Serikat.
“(Video Frazier) menyoroti peran penting warga negara dalam pencarian jurnalis untuk kebenaran dan keadilan,” kata dewan Pulitzer dikutip dari Al Jazeera, Sabtu, 12 Juni 2021.
Mindy Marques menyebut video Frazier transformatif dan mampu menggerakkan orang-orang yang melihatnya hingga memicu protes terhadap kebrutalan polisi di seluruh dunia.
George Floyd, seorang pria kulit hitam, meninggal pada 25 Mei 2020. Lehernya dijepit dan dihimpit dengan kaki ke tanah oleh petugas polisi Minneapolis, Minnesota, Derek Chauvin.
Video yang direkam oleh Frazier yang saat itu berusia 17 tahun, menunjukkan Chauvin berlutut di leher Floyd selama 9 menit, 29 detik. Dalam rekaman itu terdengar pula suara Floyd yang mengatakan “Saya tidak bisa bernapas” hingga memicu gelombang protes, pertama di Minnesota dan kemudian di seluruh negeri.
Diketahui, akibat perbuatannya Chauvin kemudian dihukum.
Frazier bersaksi di persidangan pembunuhan Chauvin pada Maret dengan mengatakan bahwa momen Floyd ditahan di tanah memaksanya untuk tetap tinggal:
“Itu tidak benar. Dia menderita. Dia kesakitan,” katanya.
“Saya terus meminta maaf dan meminta maaf kepada George Floyd karena tidak melakukan lebih banyak dan tidak berinteraksi secara fisik dan tidak menyelamatkan hidupnya,” kata Frazier. (*)
Saya baru tahu media Tajdid, menurut saya bagus, objektif dalam penyampaian, satu syarat mutlak dari media massa.
Kalau tidak berkeberatan, saya ingin dapatkan berita secara kontinyu.
Wassalam
Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.
Terimakasih atas atensi dan apresiasinya. Buat yang ingin mendapatkan berita terbaru bisa bergabung dengan link di bawah ini.
1. https://www.facebook.com/groups/861298227258059
2. https://www.facebook.com/tajdid.id
3. https://twitter.com/tajdid_id