TAJDID.ID~Banda Aceh II Majelis Tabligh PW ‘Aisyiyah Aceh dalam menyambut Bulan Suci Ramadhan 1442 H, mengadakan kegiatan pengajian rutin. di masjid Taqwa Jalan. Mohammad Djam Desa Merduati. Sabtu (6 /3).
Kegiatan yang diselenggarakan pukul 14.30 – selesai, membahas tentang Fiqh Ramadhan. Sebagai narasumber Prof. Alyasa Abubakar. Lc,. M.A.
Panitia kegiatan Sutri Helfianti, SH,. MH menyampaikan, bahwa kegiatan ini digelar dalam bentuk offline juga online, Kegiatan online salah satunya agar ilmu yang diberikan dapat diserap bagi seluruh pengurus dan masyarakat lainnnya yang tidak hadir ke majelis kegiatan.
“Sementara partisipan yang joint dalam kajian online ini sebanyak 36 orang dan ditambah dengan sekitar 38 orang yang hadir offline,” jelasnya.
Dalam penyampaiannnya, Prof. Alyasa Abubakar menjelaskan bahwa, shalat sunnnah apapun itu dalam bulan Ramadhan sangat besar pahalanya.
“Namun ada satu sholat sunnah yang begitu banyak pahala dan manfaatnya, yaitu sholat sunnah malam atau Qiyyamul Lail. Disamping do’a yang dipanjatkan pada saat itu bisa langsung diijabah oleh Allah SWT juga sholat malam mampu membuat kita lebih produktif dalam mengelola waktu, banyak membaca Alqur’an dan mentaburinya.,” terangnya.
Sholat malam ini, kata Prof Alyasa Abubakar, dikerjakan tidak harus setelah melaksanakan tidur malam, namun bisa didirikan setelah kita menunaikan shalat Isya, jika memang dikhawatirkan tidak bisa bangun pada dini hari.
“Mengenai jumlah raka’atnya tidak ada batasan, bisa 2 raka’at, 4 raka’at maupun lebih,” jelasnya.
Dan ibadah sunnnah lainnya yang wajib ditunaikan adalah, banyak bersedekah kepada fakir miskin, yatim dan dhuafa Agar mereka ini juga bisa merasakan nikmatnya ibadah Bulan Ramadhan .
Pada sesi diskusi, banyak pertanyaan yang diajukan oleh peserta kajian dan partisipan (dalam kolom chat) dan pertanyaan yang dikirim langsung via WhatsApp, sehingga moderator, Silfia Meri Wulandari, SKM,. MPH agak kesulitan untuk menentukan siapa yang terlebih dahulu ditunjuk untuk mengajukan pertanyaannya.
Salah satunya adalah bagaimana kadar pahala dengan kita bersedekah dengan yang sedikit dan dengan jumlah yang banyak. Prof. Alyasa menjawab bahwa, Allah tidak melihat sedikit atau kecil maupun banyak atau besar yang kita sedekahkan, namun Allah melihat dan membalas sedekah itu dari keikhlasan kita mengeluarkannya.
“Untuk apa nilainya besar tapi hanya ingin dilihat orang sekeiling, ini namanya riya,” begitu papar beliau.
“Dari giat hari ini banyak pertanyaan yang masih belum terbahas semua, dan ini akan direncanakan dan dikupas pada kajian sabtu pekan depan,” tutup Sutri. (*)
Kontributot: Agusnaidi B