TAJDID.ID~Banda Aceh || Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Aceh menggelar webinar “Perilaku anak dan perkembangan teknologi” dengan tema “Meningkatkan Pemahaman Warga ‘Aisyiyah dan Masyarakat Umum tentang Penguatan Keluarga, Pencegahan Kejahatan pada Anak, Sikap Orang Tua dalam Mendidik Anak Sesuai dengan Perkembangan teknologi”.
Ketua Majelis Hukum dan HAM PW ‘Aisyiyah Aceh Juwita SH dalam sambutannya mengatakan, bahwa PW Aisyiyah adalah organisasi perempuan Muhammadiyah yang akan terus bermitra dengan pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan perempuan dan anak melalui pemantapan pondasi dasar keluarga agar tercipta keluarga sakinah dan harmoni.
Kegiatan ini didukung oleh Unicef Perwakilan Aceh, Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, Universitas Muhamamadiyah Aceh, Kepolisian Daerah (Polda) Aceh dan UPTD PPA Aceh yang diikuti oleh peserta dari berbagai daerah di Indonesia baik anggota ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah, akademisi, maupun masyarakat umum.
Ketua Unicef Perwakilan Aceh, Andi Yoga Tama, menyampaikan bahwa di era teknologi informasi sekarang ini, orang tua harus memahami dampak positif dan negatif dari gadget dan selalu mengawasi anak dalam bermain.
“Selama masa new normal ini juga orang tua harus menjadi guru dan teman bagi anak dengan melakukan berbagai kegiatan sehingga anak-anak tidak menjadi bosan di rumah dan mencari teman diluar rumah,” ujarnya.
Nara sumber dari kegiatan webinar ini adalah Ustaz H. Masrul Aidi, Lc (pimpinan dayah Babul Maghfirah Cot Keueng), Kompol Elfiana, SH, M.Si (PS Kasubdik IV /RENAKTA DITRESKRIMUM Polda Aceh, Dra. Endang Setianingsih, M.Pd, Psi (Anggota PWA Aceh dan Psikolog Florensik pada UPTD PPA Aceh) dan Diana Angraeni (Staf Perlindungan Anak Unicef Perwakilan Aceh).
Kompol Elfiana, SH, MSi menyampaikan berbagai kasus yang dialami anak di Aceh, seperti perkosaan, pelecehan seksual, pencabulan, penganiayaan dan anak sebagai pelaku tindak pidana, karena itu orang tua harus selalu waspada.
“Karena 90 persen kejahatan kepada anak dilakukan oleh orang-orang terdekat,” ungkapnya,
Upaya pencegahan secara Islam menurut Ustaz H. Masrul Aidi, Lc adalah dengan pola asuh 7×3 yaitu 7 tahun pertama menjadikan anak sebagai raja, 7 tahun kemudian sebagai tahanan dengan mengajarkan identitas diri, disiplin, ibadah dan ilmu agama dan 7 tahun terakhir menjadikan anak sebagai sahabat.
Terkait healing krisis pada anak terdampak menurut Dra. Endang Setianingsih, MPd. Psi, perlu dilakukan agar anak bisa berdamai dengan kondisi yang dialaminya meskipun tingkat pemulihan agak lama dan sangat bergantung kepada kepribadian dan coping mekanisme diri anak.
Sementra Diana Angraeni menyampaikan bahwa perlindungan anak dari kekerasan harus terintegrasi secara lintas sektor baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, kemitraan. keluarga maupun lingkungan masyarakat itu sendiri.
Kegiatan ini diakhiri dengan pesan Ustaz H. Masrul Aidi, Lc agar orang tua selalu menyampaikan perkataan yang baik kepada anak dan memanjatkan doa yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim yaitu “rabbi habli Minas shalihin” yang artinya : “Wahai Rabb-ku, berilah aku keturunan yang sholeh” (QS. Al- Qashshash : 110).
Liputan : Agusnaidi B